Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHPERISTIWATERBARU

Cara Spritual Petani Sutera Pessel, Hindari Hama Padi

304
×

Cara Spritual Petani Sutera Pessel, Hindari Hama Padi

Sebarkan artikel ini
Salah satu tulisan yang terdapat di atas kertas putih dengan gulungan daun kelapa muda di salah satu Sawah milik masyarakat di Kampung Rawang, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pessel (Pessel), untuk mengusir serangan hama padi

 

PAINAN, RELASIPUBLIK – Hingga kini cara tradisional maupun spiritual masih dipakai dan dipercaya oleh masyarakat Kampung Rawang, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pessel (Pessel), untuk mengusir serangan hama padi.

Tulisan dalam bahasa arab yang terdapat pada kertas putih dalam gulungan daun Kelapa yang masih muda ini, masih dipercaya oleh masyarakat setempat untuk mengusir serangan hama dan sekaligus memberantas segala jenis penyakit padi.

Masyarakat setempat, menyebutnya sebagai jimat yang di percaya ampuh dan jitu mengusir serangan hama padi. Bahkan, sudah dipakai secara turun temurun. Masyarakat mengakui, cara itu dilakukan sudah sejak lama, dari salah seorang Datuak yang bernama Sutan Tangkuluak Padi yang di datangkan dari daerah lain.

Salah seorang warga setempat, Mori (45), mengatakan, sebelum masuk musim turun ke sawah, masyarakat para petani berkumpul di sebuah Masjid yang ada di daerah itu, masing-masing mereka membawa sehelai kertas putih dan sehelai daun kelapa yang masih muda.

“Jika umur padi sudah berusia dua bulan, maka para petani mulai memasang kertas putih disetiap sudut petakkan sawahnya, dan berharap supaya tidak diserang hama atau penyakit. Alhamdulillah dari tahun ketahun kami menggunakan pengobatan seperti ini, dan sawah kami terhindar dari serangan hama padi,” sebutnya. Minggu, (7/1).

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat setempat sekaligus tokoh agama setempat, Khatib Inal (55), kepada relasipublik.com mengatakan, bahwa tradisi tersebut memang sudah sejak lama dan menjadi budaya bagi masyarakat setempat. Tulisan yang terdapat di atas kertas dengan gulungan daun kelapa muda itu, merupakan bentuk do’a yang memang dibuat oleh Sutan Tangkuluak Padi pada tahun sebelumnya.

“Jadi, sebelum obat dipasangkan, kami berkumpul dulu disebuah Masjid untuk melakukan do’a bersama yang dipimpin langsung oleh Sutan Tangkuluak Padi tersebut,” kata dia. (Rel/Ks)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *