Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Surabaya Gelar Pameran Bertajuk Membingkai Aksara Nusantara dan Dunia

151
×

Surabaya Gelar Pameran Bertajuk Membingkai Aksara Nusantara dan Dunia

Sebarkan artikel ini
Kegiatan ini menampilkan aksara nusantara mulai dari Jawa, Kawi, Bali, dan sebagainya.(Foto dok Redho)

SURABAYA, RELASI PUBLIK = Memperingati Hari Aksara Internasional, Kota Surabaya menggelar Pameran bertajuk ‘Membingkai Aksara Nusantara dan Dunia”. Digelar Jumat hingga Sabtu (29-30/9/2023) di Basement Alun-Alun Kota Surabaya, pameran ini menyuguhkan sembilan aksara Nusantara dan enam aksara mancanegara.

Banyak pihak terlibat dalam gelaran ini. Mulai dari DPRD Kota Surabaya, Komunitas Begandring Soerabaia, Balai Bahasa Jawa Timur, Balai Pelestarian Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Musuem Mpu Tantular, hingga Musuem Online Wilwatikta.

“Kegiatan ini menampilkan aksara nusantara mulai dari Jawa, Kawi, Bali, dan sebagainya. Dari Nusantara itu, ada Jawa, Batak, ada Bali, Sumba dan lainnya,” ungkap A.H. Thony, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya sekaligus salah satu penggagas pameran ini.

Menurutnya, saat ini banyak yang mempertanyakan apa pentingnya melestarikan aksara. Maka ia mengungkapkan, ada teknologi tradisional yang lebih jauh maju dengan kondisi sekarang yang sudah dicapai oleh para leluhur kita di Jawa.

“Tertuang di berbagai artefek, tertuang di berbagai manuskrip,” kata AH Thony.

Diah, Mega, dan Dyah, tiga Mahasiswa asal Surabaya yang berkunjung ke pameran ini mengaku tak hanya sekadar jalan-jalan, namun juga mendapat informasi terutama aksara dari negara lain, dan juga Indonesia.

“Ini sangat informatif banget sih, apalagi ini pertama kali aku datang kesini jadinya aku jadi nambah ilmu banyak,” ungkap Diah.

Tak hanya menunjukkan aksara-aksaranya, di setiap aksara juga diberikan penjelasan sehingga pengunjung dapat memahaminya. “Ada translate nya juga kan dari aksaranya, juga ditranslatekan ke Indonesia. Jadi ya kita tahu arti dari aksara itu,” ungkap Mega.

Namun disayangkan, mereka datang berkunjung bukan karena telah mengetahui jika ada Pameran Aksara. Melainkan kali pertama ke Basement, dan kebetulan ada gelaran pameran ini. Sehingga mereka sedikit mengkritik tentang kurangnya informasi untuk publik terkait kegiatan yang diselenggarakan di Basement, Alun-Alun Surabaya.

“Ini sebenarnya kita nggak tahu ya pengumuman acaranya. Jadi bisa diperluas lagi promosinya biar kita juga tahu. Apalagi anak-snak sekarang kan kebawa arus-arus modern, jadi aksara-aksara itu juga mungkin mereka merasa asing,” ungkap Diah.”Semoga lewat sini banyak anak-anak yang mengenal aksara-aksara di daerahnya,” lanjutnya.

[redho]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *