Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Sumbar Siapkan Langkah Redam Kenaikan Harga Sembako Pasca Banjir Bandang

332
×

Sumbar Siapkan Langkah Redam Kenaikan Harga Sembako Pasca Banjir Bandang

Sebarkan artikel ini
Gubernur Mahyeldi saat melakukan kunjungi ke pasar memastikan harga simbako paska banjir bandang (Foto dok aspsb)

PADANG, RELASI PUBLIK – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Sumbar bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah menyiapkan langkah-langkah untuk meredam kenaikan harga sembako pasca bencana banjir bandang yang melanda tiga daerah di Sumbar pada Sabtu (11/5) lalu.

Salah satu langkah yang disiapkan adalah memasok kebutuhan pangan strategis dari luar daerah jika ada indikasi kenaikan harga. Menurut Mahyeldi, langkah ini penting karena daerah terdampak bencana, yaitu Tanah Datar, Agam, dan Padang Panjang, merupakan wilayah sentra hortikultura.

“Jika diperlukan, kita berencana untuk mendatangkan produk hortikultura dari Jambi dan Jawa Tengah,” ungkap Gubernur Mahyeldi di Padang, Kamis (16/5/2024).

Menurutnya, langkah ini akan sangat membantu mengingat beberapa ruas jalan dari dan menuju sentra produksi pertanian di Sumbar rusak akibat banjir bandang.

Kepala Dinas Pangan Sumbar, Syaiful Bahri, mengkonfirmasi hal tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan mitigasi ketersediaan pasokan tiga komoditas strategis, yaitu beras, cabai merah, dan bawang merah. Jika terjadi kenaikan harga beras, BULOG akan diminta melakukan operasi pasar.

“Kami sudah berkomunikasi dengan BULOG. Stok beras mereka sangat mencukupi, ada 21 ribu ton di gudang,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk cabai merah, telah dilakukan kerjasama dengan perantau Minang yang berkecimpung dalam asosiasi petani dan pengusaha cabai merah Indonesia. Mereka membantu mendatangkan cabai merah dari Magelang, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta. Selain itu, juga ada kerjasama antar pedagang dari Berastagi, Sumatera Utara.

“Sampai saat ini harga cabai merah di pasaran masih stabil. Kalau ada peningkatan harga, kita tinggal telepon yang dari Jawa Tengah, mereka sudah berkomitmen dengan kita,” ujarnya.

Untuk komoditas bawang merah, tidak perlu dikhawatirkan karena wilayah sentra di Kabupaten Solok masih dalam masa panen. Terhadap komoditas sayur-mayur, Dinas Pangan mengimbau petani di wilayah yang tidak terdampak bencana, seperti di Solok, untuk lebih mengutamakan penjualan produk ke pasar lokal daripada memenuhi permintaan luar daerah.

“Jangan semua dijual ke luar daerah. Misalnya kalau produksinya 100 ton, jual ke pasar lokal 50 ton dan ke luar daerah 50 ton. Bantu juga daerah dalam kondisi saat ini,” ucapnya. (adpsb/bud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *