JAKARTA,RELASIPUBLIK— Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Nevi Zuairina pada kesempatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR dengan Direktur Utama Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, meminta Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk., untuk benar-benar menyiapkan strategi yang tepat terkait rencana Right Issue dengan mempertimbangkan faktor target penyerapan dana publik.
Nevi menambahkan, bahwa Anggota Komisi VI telah sepakat, bila Adhi Karya tidak mencapai Right Issue, maka PT Adhi Karya (Persero) Tbk, diminta untuk menyiapkan langkah dan pilihan lain.
“Kami di Komisi VI telah menyepakati untuk memahami dan menerima penjelasan dari Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk., terkait pelaksanaan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tunai Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp.1.976.000.000.000,- (Satu Triliun Sembilan Ratus Tujuh Puluh Enam Miliar Rupiah). Begitu juga terkait Right Issue, Komisi VI DPR RI memahami dan menerima penjelasan terkait rencana pelaksanaannya sebesar Rp 1.898.000.000.000,- (Satu Triliun Delapan Ratus Sembilan Puluh Delapan Miliar Rupiah),” urai Nevi.
Legislator asal Sumatera Barat II ini menegaskan, bahwa dirinya juga mendukung PMN di Adhi Karya ini, karena PMN 2022 untuk Adhi Karya diperuntukkan pada proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang sangat strategis.
Sedangkan berkaitan dengan right Issue, Nevi mengingatkan bahwa pemerintah sendiri sudah menekankan, kebijakan ini untuk mencegah saham publik tidak terdilusi hingga 60%.Right issue menjaga permodalan BUMN dan merupakan usaha penambahan modal melalui aksi korporasi pasar.
Politisi PKS ini juga mempertanyakan, strategi yang akan dilakukan oleh Adhi Karya agar penggalangan dana masyarakat melalui right issue bisa optimal. Karena PT Adhi Karya (Persero) menargetkan perolehan dana dari right issue sebesar Rp 1.898 triliun dengan menerbitkan 7.04 miliar saham baru seri B dengan nilai Rp 100 per saham (saham HMETD). Pemegang 10 juta saham lama perseroan yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan akan mendapatkan 19.783.232 HMETD dimana 1 HMETD berhak untuk membeli saham baru dengan harga Rp 550 per saham.
“Saya berharap, Right Issue ini berdampak pada kinerja adhi karya pada proyek-proyeknya. Khusus pada Proyek SPAM yang merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk masyarakat, mengingat masih ada sekitar 15% masyarakat belum mendapatkan layanan sumber air minum yang layak. Sehingga proyek SPAM menjadi salah satu faktor esensial untuk rakyat, sehingga pembangunannya harus diutamakan dibanding proyek infrastruktur yang belum prioritas,” tutup Nevi Zuairina.(A-416)