Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMATERBARU

Walikota Sholat Idul Adha Bersama Ribuan Warga Kota Bukittinggi

152
×

Walikota Sholat Idul Adha Bersama Ribuan Warga Kota Bukittinggi

Sebarkan artikel ini

BUKITTINGGI, RELASIPUBLIK – Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias bersama dengan Wakil Walikota Irwandi, Ketua DPRD dan unsur Forkompimda melaksanakan Sholat Idul Adha 1439 Hijriyah bersama ribuan warga masyarakat di Lapangan Wirabraja Bukittinggi, Rabu (22/8). Bertindak sebagai Khatib, Buya H. Gusrizal Gazahar, LC.MA sedangkan bertindak sebagai Imam Rusman Edi, S.AG, M.Pd.

Sebelum pelaksanaan sholat dimulai, Abrar Munanda Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi mengatakan bahwa sebagai rangkaian peringatan Idul Adha, pada hari Selasa malam telah diaksanakan Malam Takbiran, dan Abrar juga mengucapkan terima kasih kepada PHBI yang telah menyiapkan acara dengan matang dan kepada Dandim atas pemakaian lapangan yang digunakan untuk tempat Sholat Idul Adha 1439 hijriyah, disamping itu juga disampaikan untuk pengumpulan donasi bantuan korban gempa Lombok.

 “Sebagai rangkaian peringatan Idul Adha, pada hari Selasa malam telah dilaksanakan malam takbiran di rumah dinas Walikota mengingat pelataran Jam Gadang sedang dalam perbaikan, dan kemudian pada hari ini juga dikumpulkan donasi untuk korban gempa di Lombok dan semoga dapat meringankan beban saudara – saudara kita disana”, ujar Abrar.

Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, dalam sambutannya menyampaikan selamat Hari Raya Idul Adha 1439 hijriyah, dan menyampaikan bahwa sesuai informasi yang baru diterima jamaah haji yang berasal dari Bukittinggi semuanya dalam kondisi yang sehat, dan menginginkan tidak ada satupun masyarakat Bukittinggi yang tidak dapat menikmati daging qurban, disamping itu juga mengajak seluruh warga Bukittinggi agar saling mendukung dan jangan saling menjatuhkan untuk kemajuan Bukittinggi kedepan.

“informasi yang saya terima bila dibandingkan tahun-tahun lalu, Idul Adha tahun ini ada peningkatan jumlah hewan qurban, dengan jumlah sapi yang 976 ekor kalau dikali persatu sapi 100 kilo dihitung dari jumlah ton yang dibandingkan daripada jumlah KK di Bukittinggi yang 42 ribu KK berarti akan dapat menikmati paling tidk 2,5 Kg per satu keluarga, untuk itu saya berharap kepada panitia qurban tidak satupun masyarakat yang beragama Islam tidak menikmati daging qurban, untuk mekanismenya kami serahkan kepad panitia yang ada” ungkap Ramlan.

Mengingat moment 17 Agustus baru saja dilalui, Ramlan juga mengajak masyarakat Bukittinggi untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan, untuk saling dukung mendukung dan tidak menjatuhkan, untuk Bukittinggi yang lebih baik kedepannya.

Disamping itu Walikota Ramlan juga menyampaikan sejumlah program pemerintah yang sedang dan akan dilakukan dalam waktu dekat. Diantaranya, pembangunan embung Tabek Gadang, pembangunan RSUD, revitalisasi taman pedestrian Jam Gadang dan juga akan dilaksanakan pembangunan fisik Pasar Atas, dan tentunya minta dukungan dan doa dari masyarakat.

Sementara itu Khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh Ketua Umum MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar Dt.Palimo Basa dengan tema “Jangan Gadaikan Warisan Rasulullah”, mengajak masyarakat Minangkabau untuk tetap istiqomah dengan ajaran “Islam” dan tidak perlu menambah apapun sebagai tambahannya.

Dengan tegas Buya Gusrizal mengatakan bahwa Ranah Minang dan MUI Sumatera Barat, menolak Islam Nusantara. “menurut mereka menambah, ternyata mengurangi. Kesempurnaan bila sudah sampai diambang batas, melebihinya akan mengakibatkan kekurangan. Begitu pula Islam, ia telah disempurnakan oleh Allah SWT, tambahan – tambahan tak akan menambah kesempurnaan tapi malah mengakibatkan kekurangan termasuk namanya”, terangnya.

Kemudian dikatakan “Ini hari raya korban, Yang dikorbankan itu bukan hanya binatang saja tapi juga fikiran kita, semangat kita untuk menegakkan Islam di ranah minang ini, didalam konteks dan konsep negara kesatuan Indonesia, dengan itulah lahir tokoh – tokoh seperi Agus Salaim, Bung Hatta, beliau didik dengan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adaik mamakai tidak dengan Islam Nusantara, karena itu bagi orang minang, Islam sempurna tidak perlu ditambah – tambah lagi, karena nama agama kita bukan konsensus, bukan ranah pikir dan bukan hasil muktamar tapi pemberian Allah SWT, itu yang diwariskan kepada Rasul kepada kita, dan tidak boleh kita sia –siakan di dalam hidup kita, dan itu bukan sebatas nama kalau tidak ada maksud dibalik itu semua”, jelasnya. (Ylm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *