Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BeritaDAERAHSENI & BUDAYATERBARU

Tengok Kapalo Koto Penjaga Luhak Nan Tuo yang tak Punya Dinas Kebudayaan

18
×

Tengok Kapalo Koto Penjaga Luhak Nan Tuo yang tak Punya Dinas Kebudayaan

Sebarkan artikel ini
Generasi milenial asik memainkan seni tradisi asli Minangkabau' (Dok. nov)

TANAH DATAR, RELASIPUBLIK— Terasa berada di keorisinilan Minang Kabau tatkala menengok Kapalo Koto Jorong Gurun Luhak Nan Tuo (Tanah Datar) di hari-hari tertentu.

Di Medan Bapaneh dengan landscape rumah adat minang, generasi milenial asik memainkan seni tradisi asli Minangkabau,

Kapalo Koto yang dikenal dengan angin kapalo koto berada di perbatasan Jorong Gurun dan Jorong Ampalu yang batasnya ditandai dengan Batu Kasek, Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar, sejak dulu Kapalo Koto dikenal sebagai penjago Luhak Nan Tuo.

Geografis Kapalo Koto adalah angin berhembus denfan suhu yang adem sejuk nya plus view (pemandangan) alam pesawahan yang luas.

“Kapalo Koto ini uihhh, view yang paling yahud di seantero Luhak Nan Tuo. Mata kita piknik langsung melihat Gunung Marapi yang berdiri menjulang seperti gonjong rumah gadang apalagi ditemani kopi mak bang,”ujat Tokoh Budaya Sumbar yang pemegang brevet akademis Doktor Pariwisata H Febby Dt Bangso, Sabtu 1/2-2025.

Febby putra asli Gurun Sungai Tarab sejak dua tahun lalu meretas Festival Budaya dan Seni Kapalo Koto yang 2025 baru saja selesai digelar bulan Januari, festival mengelaborasi lomba menari, musik dan menyanyi lagu minang se Kecamatan Sungai Tarab.

Hebat nya Dt Febby gelar event kolosal secara mandiri tanpa bantuan bupati.

“Biarlah mandiri untuk tradisi ranah tacinto ini, sehingga banyak pemerhati budaya sebut, Festival Kepala Koto menjadi trend baru simbol Kebangkitan kreatifitas dan pelestarian budaya,”ujar Dr H Febby Dt Bangso Sst.par M.Par.

Tokoh Budaya ini ternyata expert pariwisata Sumatera Barat ini juga Penerima KNPI Award , PMII Award , GP Ansor Award dan klop Febby juga berasal dari Gurun.

DR Febby mulai melakukan gerakan ini dengan nama dan tagar #jagoluhaknantuo,sudah dimulai sejak november 2024 kegiatan rutin belajar silat setiap hari Senin, pasambahan setiap Rabu dan belajar musik traditional dan tari minang setiap hari Minggu.

“Ini tidak hanya memberikan ruang kreatifitas bagi anak anak setempat, tapi juga bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk ekosistem pariwisata “Life Experience di Ranah Minang” atau culture trip, wisatawan bisa belajar silek tuo dan juga merasakan pengalaman demokrasi ota lapau dan architec tour bagaimana pembangunan rumah gadang yang unik dan surau tuo dan share pengalaman tukang tuo yang makin hari sudah mulai habis terkikis waktu, di samping itu juga kapalo koto akan dilengkapi dengan tanaman obat dan ramuan minangkabau, kita juga menyiapkan sanggar tari sekaligus Pokdarwis Kapalo Koto di Medan Bapaneh Maha Karya sebagai ekosistem dan pemberdayaan masyarakat,”ujar Febby yang Alumni PPRA LXIII Lemhanas RI itu.

Dt Febby berharap tentunya tanah datar sebagai Luhak Nan Tuo tidak hanya menjadi jantungnya Minangkabau tapi Luhak Nan tuo bisa menjadi Pusat Pengembangan Budaya Melayu di Asia (Brunei, Singapore Malaysia dan Patani)

“Dan ini momentum untuk pemerintahan baru kabupaten tanah datar untuk memiliki OPD Dinas Kebudayaan sendiri tidak dicampur dengan dinas lainnya. Supaya posisi Tanah Datar sebagai Luhak Nan Tuo berada tepat pada orbitnya. Apalagi Batusangkar juga dikenal sebagai kota budaya, belum lagi situs situs Cagar Budaya yang tersebar di seluruh Tanah Datar. Pemkab nya harus fokus mengurus ini dan explore warisan budaya agar pariwisata tanah datar menjadi tuan di rumahnya sendiri , bukan tampek lalu saja dan ini waktunya Kabupaten Tanah Datar terdepan untuk kebudayaan di Sumatera Barat,”ujar Dt Febby (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *