Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMANASIONALTERBARU

Presiden Jokowi Meresmikan RS Soerdaso Pontianak

303
×

Presiden Jokowi Meresmikan RS Soerdaso Pontianak

Sebarkan artikel ini
Presiden Jokowi meresmikan RS Soedarso Pontianak Provinsi Kalimantan, pada hari Selasa (09/08/22)** Foto dok/Ril Red.

Kalimantan Barat – Presiden Jokowi meresmikan RS Soedarso Pontianak Provinsi Kalimantan, pada hari Selasa (09/08/22)

Dalam kunjungan Orang Nomor Satu di Republik Indonesia tersebut langsung menyoroti banyaknya warga di Kalimantan Barat yang sering berobat ke Rumah Sakit Malaysia dibanding memilih berobat di rumah sakit yang telah ada di Kalimantan Barat.

Terlebih, akses yang mudah menuju ke Malaysia karena memiliki perbatasan darat secara langsung membuat masyarakat di Kalimantan Barat memilih mengobati penyakitnya di Rumah Sakit di Sarawak, Malaysia.

“Saya tuh paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri, ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang, ada yang ke Amerika,” ujar Presiden Jokowi usai meresmikan langsung tower A dan B RSUD dr Soedarso, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

“Dan khusus untuk Kalimantan Barat,saya mendengar banyak sekali yang ke Kuching. Berapa capital outflow kita, uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan keluar negeri lebih dari Rp 110 triliun setiap tahunnya,” sambungnya.

Jokowi mengaku sedih setiap kali mendengar ada warga Indonesia termasuk warga Kalimantan Barat yang harus bepergian ke luar negeri hanya untuk berobat.

Dari fakta itulah, Presiden meminta Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji membangun rumah sakit dan menyiapkan alat kesehatannya.

“Saya tadi melihat langsung ke dalam rumah sakit ini, ada Tower A dan Tower B yang megah. Anggarannya habis Rp 205 miliar, begitu juga alat kesehatannya kurang lebih Rp 200-an miliar, ini yang namanya gotong royong,” ujar Jokowi.

Dikatakannya lagi, ada sekitar 277 tempat tidur yang disiapkan.

“Semuanya saya lihat sudah super-modern. Jadi saya ingatkan nggak usahlah kita keluar, di sini sudah siap dan cukup untuk menangani kasus-kasus yang ada,” himbaunya.

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, Indonesia banyak belajar dari pandemi COVID-19 dalam dua tahun ini. Menurut Jokowi, pemerintah kini mengetahui sistem kesehatan yang harus diperbaiki.

“Semuanya menjadi kelihatan pada saat kita menderita menjadi kelihatan semuanya, pada saat kita krisis kesehatan karena pandemi kelihatan semuanya. Mana yang nggak bener kelihatan, mana yang lamban kelihatan, mana yang kurang kelihatan, inilah yang kita perbaiki,” ujar Jokowi.

“Dan saya senang pada hari ini bisa melihat bangunan yang megah ini dan saya sampaikan selamat pada seluruh masyarakat provinsi Kalimantan Barat,” bangganya

Sementara itu Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji juga menegaskan, pembangunan Rumah Sakit dr. Soedarso ini didasari semangat gotong royong.

“Saat itu saya baru dilantik jadi Gubernur Kalimantan Barat, dan bertemu langsung dengan Presiden Jokowi, dan saya minta waktu itu hanya meminta alat kesehatan, dan bertemu Menteri Kesehatan, dan Bapak Presiden menanggung Rp 150 milliar untuk alat kesehatan, sehingga gedungnya di bangun senilai Rp. 205 milliar,” ungkap Sutarmidji.

Menurutnya, Gedung Instalasi Gawat Darurat ini memiliki kapasitas 22 tempat tidur, dan rawat inap 82 tempat tidur, dan rawat inap internal 25 tempat tidur, yang keseluruhannya 277 tempat tidur dan memiliki enam lantai dengan dua tower.

“Di Kompleks Rumah Sakit dr. Soedarso di Tower A dan Tower B ini juga dibangun rumah sakit infleksius untuk kapasitas 100 tempat tidur untuk mengantisipasi pandemi Covid 19 menjadi endemi. Ini tekanan negatif semuanya, dan agar pasien tidak bercampur dengan pasien infeksi,” kata Sutarmidji.

Sutarmidji juga menerangkan, nanti akan dibangun fasiltas kesehatan lainnya seperti outlet operasi Jantung terbuka, radioterapi.

“Karena kebanyakan pasien kanker menjalani pengobatan di Kuching, Sarawak Malaysia sehingga pada tahun ini, pasien bisa berobat disini dan tidak juga ke Jakarta, serta Rumah Sakit ini dioperasikan tanpa kelasya tergantung jenis penyakitnya. Jadi tidak memandang dari sisi kemampuan membayar, tetapi dari sisi jenis penyakitnya,” pungkasnya.(ai/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *