PADANG, RELASIPUBLIK – Untuk lebih memperbaiki Tata Kelola Pemilu khususnya pemilihan kepala daerah (Pilkad) serentak 2020, KPU Sumbar adakan diskusi publik, Kamis (5/12) disalah satu hotel di kota Padang.
Diskusi dengan menghadirkan narasumber Dr. Ferry Kurnia Rizkiansyah,S.IP, M.S dan DR. Nurhidayat Sardini, S.Sos, K.Si serta moderator Nova Indra, yang diikuti KPU kabupaten/kota se-Sumatera Barat juga Wartawan politik/pemilu yang selama ini ikut dalam kegiatan pemilu.
Dalam kesempata tersebut Ferry mengatakan, penguatan pemilu itu sangat dibutuhkan kemadirian penyelenggara pemilu itu sendiri, sehingga tata kelola dapat berjalan dengan baik.
Penyelenggara pemilu yang notabene adalah KPU, perlu menggandeng stakeholder seperti perguruan tinggi dan pers untuk perkuatan sosialisasi, pendidikan politik serta untuk menghindari Hoax dalam membangun kepercayaan publik.
Penguatan demokrasi itu tidak terlepas dari partai politik sehat, ornop dan perguruam tinggi kritis, pemilih rasional, mandiri, serta pers yang mencerdaskan dan menghilangkan hoax.
Dengan kekuatan dan kemandirian KPU dan sosialiasi yang sehat melalui media massa, menekan hoax yang ada dimedia sosial, maka bangsa ini akan memdapatkan hasil terbaik, meskipun semua itu tidak terlepas dari calon yang ada.
Kalau komoonen yang ada, penyelenggara,pers, perguruan tinggi, serta calon sudah benar-benar memiliki kapsitas dan kemandirian, diyakini pada pemilu mendatang target partisipasi pemilih 77% akan tercapai.
Diskusi yang berlangsung hangat dan sangat terbuka tersebut banyak menghasilkan point-point positif, untuk perbaikan tata kelola pemilu dalam pemilihan serentak 2020.
Perbaikan dari masa-kemasa dalam penyelenggaraan guna menyempurnakan semua kekurangan pemilu, guna membangkitkan rasa percaya publik pada penyelenggara.
Pernyataan Ferry juga diperkuat Nova Indra yang merupakan komisioner KPU Sumbar, diamana kapasitas personal dari penyelenggara juga perlu senantiasa ditingkatkan, sehingga secara otomatis bisa meningkatkan kapasitas lembaga.
‘Apapun perubahan tekhnolgi yang ada pada penyelenggaran pemilu, jika kapasitas personal ditingkatkan maka semua tidak akan ada permasalahan,” tegas Nova Indra.
Diskusi yang berlangsung selama lebih kurang 4 jam, berjalan tanpa terasa, karena semua berlangsung penuh keharmonisan.(nov)