Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMAOPINITERBARU

BUMI MARKISAH KIAN TERANCAM SAATNYA TAK LAGI SALING MENYALAHKAN

140
×

BUMI MARKISAH KIAN TERANCAM SAATNYA TAK LAGI SALING MENYALAHKAN

Sebarkan artikel ini

OLEH : SYAMSUL AZWAR

Langit langit bumi Kabupaten Solok semakin gelap. Daerah yang dikenal sebagai daerah penghasil markisah ini tengah terancam. Covid19 telah menyebar, dua orang warganya telah dinyatakan terkomfirmasi positif Covid 19. Perobahan status Covid19 dari hijau ke merah ini menjadi tamparan kita bersama.

Kamis 16/4/20 Bupati Solok H Gusmal menggelar Konferensi Pers secara mendadak mengumumkan kesahihan dari informasi tersebut. Saatnya kita bersatu membentengi penyebaran Covid19 dan tak lagi saling serang dan menyalahkan di tengah kondisi yang kian mencekam ini.

Wajah orang nomor satu di Kabupaten Solok ini tampak lesu di tengah kepanikan ancaman Covid19 di wilayahnya, seiring usia yang terus bertambah menua, namun dalam sebulan terakhir H Gusmal begitu sibuk, nyaris tak pernah tidur memikirkan kondisi daerah dan masyarakatnya. Tak ada lagi waktu libur dan istirahat bagi seorang Bupati Solok, selain bekerja dan selalu berfikir untuk mengamankan situasi daerah dan warganya. Meski telah dilakukan banyak upaya pertahanan Kabupaten Solok telah bobol oleh virus ini

Beragam kebijakan telah dilahirkan untuk pencegahan Covid19, meski masih saja ada pihak pihak yang tak menghiraukan serta menyalahkan. Bahkan sebagian kita masih saja menantang dari kebijakan tersebut. Perobahan status Covid19 di Kabupaten Solok saat ini diperlukan kita semua untuk membuka mata hati kita dan belajar dari kasus kasus daerah dan negara lain yang terserang virus ini. Virus kian menyebar di bumi markisah.

Meski saat ini baru dua orang yang terkomfirmasi positif, itu pun baru diketahui dan dilakukan pemeriksaan. Bagaimana virus ini telah berkembang dan berpindah pindah kepada orang orang dekat, keluarga, tetangga yang telah berinteraksi sebelum dilakukan test swat mengetahui keberadaan virus ini di tubuh kita. Sulit sekali dibayangkan serta diprediksikan kondisi kita kedepan.

Hanya langkah yang perlu kita perbuat adalah tak lagi menganggap spele kasus ini, tak lagi menyalahkan kebijakan kebijakan bersama, tak lagi memperdebatkan siapa yang bertanggungjawab. Wabah yang melanda dunia ini telah menjadi beban dan tanggungjawab kita bersama sesuai peran dan tugas kita masing masing masing. Sehingga dengan kebersamaan ini kita mampu memutus peneyebaran lebih luas Covid19 di wilayah kita masing masing.

WARGA SEKITAR MASJID TUO KAYU JAO RENTAN MENJADI ALAT PENYEBARAN COVID19

Pembaca yang budiman,

Terkhusus bagi warga Batang Barus mari kita bersama semakin meningkatkan kesiagaan kita dengan mematuhi protokoler Covid19 sehingga penyebarannya tak terus merebak dan meluas. Meski kita masih belum menyatukan pandangan kita bersama dalam mencegah penyebaran Covid19 di wailayah kita. virus ini bagaikan kilat terbang dari Wuhan ke Bumi kita tempat berpijak.

Kepada masyarakat yang saat ini masih saja melaksanakan kegiatan Sholat Berjamaah, Sholat Jumat di Masjid-Masjid dan Mushola, mari kita satukan pemahaman kita untuk sementara waktu. Masih banyak dan ditemukan tak mengindahkan sebuah himbauan dari pemerintah. Bahkan telah berulang kali disampaikan. Kondisi ini makin menakutkan dan masyarakat rentan sewaktu waktu dapat menjadi alat untuk menyebarkan virus ini.

Salah satunya, pelaksanaan Sholat Jumat di Masjid Tuo Kayu Jao, jemaah yang melaksanakan Sholat Jumat telah bercampur dengan jemaah yang datang dari luar. Kondisi ini kami atas nama pemerintah nagari telah menerima laporan masyarakat, masih banyak warga yang takut dan memahami keganasan virus ini. Akankah kita telah bersiap diri untuk mengorbankan diri kita, keluarga serta banyak masyarakat kita.?

Ini amat tergantung dengan sikap kita bersama dalam membentengi Covid19 yang sulit dideteksi dengan mata telanjang. Bahkan hanya alat khusus yang mampu mendeteksi virus ini dapat diketahui positif bersarang di tubuh kita.

Kembali kami melakukan sosialisai kepada pengurus, bersama babhinkamtibmas, Babinsa dan melalui surat resmi yang dipampangkan dan disampaikan secara resmi dan jelas. Namun sangat disayangkan, hingga Jumat ini masih saja dilaksanakan Sholat Jumat bersama.

Ini sangat tergantung sekali oleh keinginan dan kamuan kita bersama masyarakat yang bermukim di sekitar Masjid yang telah tercatat sebagai Situs Cagar Budaya ini. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dan edukasi tentang Covid19. Sekali lagi dihimbau akan jauh lebih baik mencegah daripada mengobati saat kita telah terserang virus ganas ini.

Melalui tulisan ini, atas nama pemerintah kami meluruskan tetang pandangan kita yang berbeda beda, bahwa meniadakan Kegiatan yang bersifat mengumpulkan banyak orang dan untuk sementara waktu meniadakan Sholat berjamaah sampai kondisi wabah ini aman kembali, bukanlah sebuah kebijakan yang melarang kita untuk melaksanakan ibadah.

Kondisi ini malah semakin meningkatkan kita untuk beribadah, berdoa dan berikhitar bersama keluarga, laksanakan ibadah itu di rumah masing-masing sampai kondisi betul betul aman untuk masyarakat ditetapkan oleh pemerintah.

Demikanlah sepengggal kalimat yang diuaraikan, semoga tulisan ini dapat membuka mata hati kita dan terbangunnya kebersamaan dalam mencegah penyebaran Covid19. Para Ulama besar juga telah melakukan upaya untuk menyelamatkan umat dan Pemerintah tak henti memberikan himbauan, inintruksi/kebijakan berbagai cara demi menyelamatkan masyarakatnya.

Mari jadikan wabah ini sebagai wahana introspeksi diri secara menyeluruh bagi kita bersama dengan harapan COVID19 tak bermungkim diwilayah serta menyerang tubuh kita. Amiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *