PAYAKUMBUH, RELASIPUBLIK — Sebagai usaha meningkatkan kualitas Industri Kecil Menengah (IKM) yang tumbuh subur di Kota Payakumbuh, Dinas Tenaga Kerja dan Industri Payakumbuh menggelar Temu ramah dengan para pengusaha IKM yg dipusatkan di pabrik Chokato, Kapalo Koto Ampangan bersama ketua Dekranasda Prov. Sumbar Nevi Zuairina, Jumat (22/2).
Kegiatan diskusi dan temu ramah ini juga turut dihadiri oleh , Asisten II Ekonomi Pembangunan Prov. Sumbar Benni Warlis, PJ Sekda Amriul, Staf Ahli Walikota Syahril, Kadis Nakerin Wal Asri, Camat Payakumbuh Selatan Junaidi dan 75 org pelaku IKM se kota Payakumbuh.
Dalam kesempatan itu, PJ Sekda Amriul menyampaikan, Kota Payakumbuh sekarang dalam masa alih fungsi dari kota yang dulu dikenal sebagai kota pertanian dan peternakan, menjadi kota pengolahan Industri. “Terlebih lagi, saat ini Payakumbuh sedang melakukan rebranding city menjadi Kota Randang, tentunya banyak hal yang harus disiapkan dan beberapa hal yg perlu dibenahi lebih lanjut. Untuk itu, diharapkan melalui kegiatan temu ramah dan diskusi bersama dengan Dekranasda dan Pemprov Sumbar bisa memberikan kita pandangan dan jalan yg lebih luas untuk penguatan IKM di Payakumbuh. Sebagai informasi juga, sampai saat ini tercatat 1738 IKM yang ada di Kota Payakumbuh yg perlu kita tingkatkan kualitasnya,” ujar Amriul.
Menanggapi hal ini, Gubernur Sumatera Barat yg diwakili oleh Ass. II Benni Warlis menyatakan, Pemprov melalui dinas/Instabsi terkait mendukung penuh langkah Kota Payakumbuh menyatakan diri sebagai Kota Randang. “Pemerintah Provinsi akan mendukung penuh langkah berani yang dilakukan oleh Kota Payakumbuh. Tentunya hal ini akan meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat Payakumbuh,” sebut Benni Warlis.
Menurut Ketua Dekranasda Prov. Sumbar Nevi Zuairina, IKM di Sumbar harus go internasional. Terlebih lagi IKM Payakumbuh, harus bisa menembus pasar nasional dan Internasional. Masalah packaging/pengemasan menjadi salah satu topik yang harus diperbaiki. “Karena konsumen global selain tertarik dengan kualitas produknya, tapi juga concern dari pengemasan. Sehingga melalui pengemasan yang baik, produk IKM kita akan lebih diterima oleh konsumen global,” kata Nevi.
Nevi menambahkan, IKM juga harus bisa menembus pangsa pasar lewat internet. Untuk itu, setelah ini melalui Dekranasda Prov dan Dinas Industri Perdagangan Prov akan mendatangkan narasumber nasional untuk peningkatan kualitas produk UMKM. “Pemasaran melalui online saat ini lebih menjanjikan bagi pengusaha IKM. Selain biaya promosi yang lebih murah, sudah banyak e-commerce gratis yang dengan mudah dapat kita gunakan secara optimal. Hal ini menjadi salah satu jalan bagi kita, pengusaha IKM untuk dapat menembus pasar yg lebih besar,” ujar Nevi lagi.
Dalam diskusi itu, sebagian besar pelaku IKM Payakumbuh mengeluhkan tentang mahalnya biaya tiket pesawat dan biaya cargo. Hal ini menjadi perhatian kita bersama dari pemerintah kota agar para pelaku IKM dapat memasarkan produk nya ke seluruh Nusantara maupun mancanegara, ungkap Wal Asri Kadis Tenaga Kerja dan Industri. (Armen)