MEULABOH, RELASIPUBLIK – Aceh Lawyers Club (ALC) Season 3 sukses diadakan di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat dengan mengusung tema “Apa Kabar Ekonomi dan Pendidikan Kita?”, Sabtu (25/07/2020).
Kegiatan bergengsi yang sempat diadakan secara perdana di salah satu hotel berbintang 5 di Aceh tersebut dan dihadiri oleh ratusan peserta, kali ini untuk season ke-3 sukses diadakan di Seulawah Coffee Meulaboh dan mendatangkan para praktisi ekonomi, akademisi serta pemuda untuk membahas permasalahan sosial masyarakat Aceh saat ini.
Ketika diskusi berlangsung, terlihat beberapa pemateri seperti Amiruddin ST (Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia Aceh Barat), Zulkifli Andi Govi, S.E. (Ketua Umum Forum Pelopor Ekonomi Syariah), Zulfata, S.Ud., M.Ag., (Direktur Sekolah Kita Menulis) dan Raman Dhawis Sandika, S.Sos. (Tokoh Pemuda sekaligus mantan Presma Universitas Teuku Umar) menyampaikan pandangannya terkait tema yang telah disepakati oleh pihak ALC.
Koordinator ALC Sulthan Alfaraby, mengatakan bahwa, kegiatan diskusi publik seperti ini memang sangatlah dinanti-nantikan oleh seluruh stakeholder yang ada di Aceh seperti pemerintah, mahasiswa dan juga masyarakat pada umumnya.
“Kegiatan ALC Season 3 Alhamdulillah sukses diadakan di Seulawah Coffee Meulaboh dengan mendatangkan praktisi ekonomi, akademisi maupun mahasiswa serta pemuda. Dulu kita sempat adakan di salah satu hotel berbintang lima di Aceh dan mendapat respon baik dari seluruh elemen di Aceh. Untuk saat ini, kita juga melihat bahwasanya diskusi tatap muka secara langsung saat ini sudah sangat dinanti-nantikan oleh seluruh stakeholder seperti pemerintah, mahasiswa dan masyarakat Aceh.
“Kita sudah rindu, diskusi ini harus kita hidupkan, kita perkuat ide-ide kita untuk melahirkan solusi baru untuk saat ini”, ujar aktivis UIN Ar-Raniry ini.
Kegiatan yang dihadiri oleh pimpinan-pimpinan lembaga di Aceh Barat ini mendapatkan respon yang baik dari para hadirin, terlihat antusiasnya peserta yang berhadir dan apresiasi dari para pemateri serta peserta, meskipun sempat terlibat sedikit cekcok dari peserta yang dapat dikendalikan oleh pihak ALC.
Setelah itu, Sulthan Alfaraby juga mengatakan, bahwa yang dibutuhkan Aceh untuk saat ini bukanlah saling menyalahkan satu sama lain, melainkan untuk melahirkan eksekutor-eksekutor yang siap dan mumpuni membangun perekonomian dan pendidikan Aceh ke depannya.
.
“Diskusi ini Alhamdulillah melahirkan solusi meskipun ada cekcok sedikit karena pembahasn kita memanas. Solusi dari diskusi ini misalnya mahasiswa harus aktif dan solutif untuk menjadi seorang wiraswasta. Dalam artiannya adalah mahasiswa sekarang jangan terlalu berharap serta terpaku untuk menjadi pegawai pemerintah namun juga wajib punya ide solutif lain dan bisa membuka lowongan kerja bagi banyak orang dari berwiraswata. Setelah lulus dari kampus, maka kita mau jadi apa? itu dia! Apakah kita akan berpangku tangan atau kita akan mengaplikasikan ilmu yang kita punya untuk membangkitkan gairah perekonomian ke depan atau tidak? menjadi seorang yang mempunyai usaha atau bisnis adalah solusi saat ini”, ujarnya.
Lanjut Alfaraby, contoh lain adalah ketika masyarakat hidup di zaman 4.0 yang dimana teknologi sangat mumpuni dan dapat dengan mudah diakses, maka merugilah orang-orang yang tidak memanfaatkan kesempatan tersebut.
Apalagi, ujar Alfaraby, mahasiswa Aceh diyakini olehnya mempunyai potensi besar untuk bersaing dengan mahasiswa luar negeri dalam segi membangkitkan gairah pendidikan dan ekonomi Aceh yang lebih maju di masa depan.
“Kita harus yakin dan percaya, bahwa mahasiswa Aceh punya potensi besar untuk menciptakan peluang membangkitkan gairah pendidikan dan ekonomi di Aceh di masa depan. Kalau bisa, sebagian besar hasil alam jangan impor lagi, coba kita aplikasikan secara maksimal ide dan gagasan anak muda untuk membangun daerahnya. Tentunya, ini harus ada dukungan penuh dari pemerintah dan seluruh elemen. Insya Allah, kita juga akan selalu hadirkan solusi dan mengamati isu-isu sosial melalui diskusi seperti ini karena anak muda yang saling bertukar ide adalah kunci dari semangat menuju perubahan positif”, tegasnya. (**)