PADANG, RELASIPUBLIK — Gubernur, bupati dan wali kota se-Sumatera Barat sepakat untuk tidak meliburkan sekolah karena menilai penyebaran corona virus (COVID-19) di daerah itu masih dalam skala ringan sebab belum seorangpun yang dinyatakan positif.
“Kita sudah rapat. Diantaranya membahas aspirasi masyarakat agar sekolah diliburkan. Mempertimbangkan edaran Menteri Pendidikan dan arahan Presiden, kita putuskan untuk sementara sekolah tidak diliburkan,” kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno di Padang, Senin.
Ia menyebut laporan dari daerah dan Rumah Sakit rujukan sampai tadi pagi belum ada yang positif corona di Sumbar. Di RSUP M.Djamil memang ada 10 pasien yang diisolasi. Tujuh pasien Mers-Cov dan tiga suspect corona, tetapi belum ada yang positif.
Irwan mengatakan berdasarkan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ada beberapa tingkatan status di satuan pendidikan terkait corona yaitu ringan, sedang dan tinggi.
Sumbar masuk status ringan karena tidak terduga yang terjangkit atau masih kosong pasien positif corona. Untuk kondisi itu, persiapannya adalah jaga-jaga diri, pakai masker dan lain-lain yang bersifat umum.
Status sedang bila ada terduga yang peluang kemungkinan besar demam di atas 38 derajat. Langkah yang diambil adalah diperiksa dan dicek.
Status tinggi yang menjadi dasar untuk meliburkan satuan pendidikan adalah jika ada pasien yang terjangkit.
“Kalau ada positif corona. Kelas pasien yang terjangkit diliburkan 14 hari. Teman-temannya dipantau 14 hari. Mungkin sekolahnya bisa diliburkan,” katanya.
Ia menambahkan, dalam arahannya kepada gubernur Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk melakukan koordinasi pemantauan dan pengawasan dan penjagaan. Tidak ada bicara langsung libur sekolah.
“Karena itu, karena tidak ada pasien positif corona di Sumbar, sekolah belum diliburkan,” katanya.
Kondisi saat ini, anak-anak sedang ujian dan sebentar lagi Ujian Nasional menurutnya juga menjadi salah satu pertimbangan tidak meliburkan sekolah karena mengganti jam belajar itu bukan perkara mudah.
Ketika nanti ada yang terjangkit, sesuai edaran menteri, satuan pendidikannya akan diliburkan. Untuk SD/SMP diliburkan oleh bupati dan wali kota sementara untuk SMA/SMK diputuskan provinsi sesuai kewenangan.
Sebagai tindakan antisipasi, penjagaan di berbagai tempat seperti terminal kedatangan domestik di Bandara Internasional Minangkabau(BIM) ditambah alat periksa. Untuk kedatangan luar negeribahkan SOP-nya lebih ketat dari yang dilakukan di Malaysia.
“Sekarang kita lakukan gerakan bersama yaitu di perbatasan. Diantaranya membersihkan rumah makan dan WC yang sering jadi tempat persinggahan. Di Limapuluh Kota juga,” katanya.
Tempat wisata tetap dibuka hanya saja diperketat pengawasan untuk wisatawan dari luar. Travel agen kita minta bantuan untuk pengawasan itu, termasuk hotel dan tempat wisata berbayar. Kalau ada yang panas demam langsung ditangani. (*)