LIMAPULUH KOTA, RELASIPUBLIK — Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa) BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Joni Amir menyebutkan bahwa kualitas udara di daerah itu Tidak Sehat akibat kabut asap yang diduga akibat Pembakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Propinsi Riau. Bahkan menurut mantan Kabag Humas Pemkab Limapuluh Kota itu, kualitas udara mencapai Pm10 260 pada Sabtu 21 September 2019 sekitar pukul 10.00 Wib.
Hasil itu menurut Joni Amir merupakan pengukuran yang dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang Kabupaten Agam, untuk itu ia menghimbau masyarakat yang selama ini belum menggunakan masker untuk menggunakan masker, terutama jika akan beraktivitas di luar ruangan. Bahkan akibat kabut asap yang kian menebal di daerah itu, sekolah di dua Kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota telah diliburkan.
Jika kabut asap terus menebal, dan kualitas udara terus memburuk tidak tertutup kemungkinan pada Senin 23 September 2019 (esok.red) bakal diliburkan.
“ Kita menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker karena kualitas udara tidak sehat, terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan.” Ujar Joni Amir, Minggu pagi 22 September 2019.
Joni juga menghimbau masyarakat untuk banyak minum air putih serta tidak melakukan pembakaran sampah maupun lahan jika ingin membuka lahan.
Semakin tebalnya kabut asap di Kabupaten Lima Puluh Kota juga mulai dikeluhkan warga di Kecamatan Suliki, menuru Zoni (45) sejak beberapa hari terakhir kabut asap makin tebal, hal itu juga menyebab warga mengeluh batuk, sesak nafas dan sakit mata.
“ Iya, kabut asap memang semakin tebal sejak beberapa hari terakhir, bahkan jarak pandang makin pendek, warga juga banyak yang mengeluhkan batuk, sakit mata dan sesak nafas. **