Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMAHUKUM & KRIMINALTERBARU

T: Saya Tidak Dijual Suami, N Yang Mengancam Kami

263
×

T: Saya Tidak Dijual Suami, N Yang Mengancam Kami

Sebarkan artikel ini

TANAH DATAR,  RELASIPUBLIK – Viral suami menjual istri di Kabupaten Tanah Datar,serta berujung penahanan terhadap pelaku membuat korban tidak rela suaminya ditahan pihak berwajib.

“Kenapa suami saya saja yang di tahan pak,sementara N tidak,”saya butuh suami saya pak, siapa yang menafkahi dan menemani saya saat bersalin nanti,saat ini saya butuh dia kerena saya lagi sakit dan mengandung anaknya pak.”Sepenggalan keluh kesah korban Saat dijumpai wartawan.

“T yang merupakan istri tersangka mengungkapkan kronologi kejadian,awalnya kami berhutang beberapa ratus ribu saja dan terus bertambah karena kebutuhan mendesak hingga mencapai kurang lebih Rp.3 juta kepada N yang merupakan pelaku penerima penjualan dirinya.

“Ketika ditagih piutangnya oleh N terhadap suami saya,kami belum sanggup membayarnya serta berkemungkinan suami saya diancam oleh N sebanyak 3 kali,karena ketakutan suami bertanya pada saya bagaimana cara membayar hutang tersebut,didesak terus menerus,suami menyampaikan untuk melayani N berhubungan badan.”awalnya saya menolak akan tetapi atas desakan hutang tadilah saya mengiyakan.

“Saya sempat kaget karena ada pemberitaan mengenai diri saya dan suami,malahan saya tau dari kakak ipar yang memberitahu perihal pemberitaan tersebut,”saya shock bercampur malu pak,”saat ini saya mengandung serta masih sakit dan baru mendapat perawatan jalan karena klinik persalinan tempat rujukan tidak bisa menerima disebabkan saya dari luar daerah Tanah Datar.oleh klinik saya disangka mengidap corana,”ujarnya sambil merintih kesakitan.

“Ketika ditanya saat dirinya dan suami mendapatkan ancaman dari N kenapa tidak melaporkan ke polisi,T mengatakan,kami tidak sempat melapor karena kehidupan kami miskin pak,ditambah lagi N mengancam awas kalau kalian mengadu saya banyak uang murah saja cara mengatasi kaduan kalian,sementara kami tidak punya uang.”kata orang kalau mengadu banyak prosesnya.”tutup T.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *