Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMATERBARU

LUMPUH PASCA MELAHIRKAN, REDA DI JENGUK WALIKOTA

147
×

LUMPUH PASCA MELAHIRKAN, REDA DI JENGUK WALIKOTA

Sebarkan artikel ini

SAWAHLUNTO, RELASIP.UBLIK – Luar biasa Perhatian Walikota Sawahlunto Deri Asta terhadap warganya, seperti yang dilakukan terhadap Reda Mustika, warga Dusun Stasiun, Desa Silungkang Tigo, Kecamatan Silungkang, yang mengalami lumpuh usai melahirkan putranya Hafis (kini berusia 2 bulan), dijenguk Walikota Deri Asta di rumahnya, pada Sabtu 29 Februari 2020 kemarin.

Melihat kondisi Reda yang hanya bisa telentang bahkan untuk makan saja dibantu peralatan medis itu, Walikota Deri Asta meminta Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB, Yasril dan Kepala Puskesmas Silungkang, Salma Lira, agar ibu bayi Hafis ini segera dirawat di rumah sakit.

“Agar mendapat layanan pemulihan kesehatan yang sesuai standar medis perlu dirawat di rumah sakit,” ujar Deri Asta.

Setelah didiskusikan dengan keluarga, disepakati Reda dirawat di Puskesmas Silungkang saja.

“Kita siap membantu memulihkan ibu Reda ini di rumah sakit. Namun, tadi dari pihak keluarga beliau ada sejumlah pertimbangan. Jadi setelah kita musyawarahkan, hasilnya kita sepakat bahwa Reda ini dirawat di Puskesmas terdekat, yakni di Puskesmas Silungkang,” tutur Walikota.

Sementara itu Kepala Puskesmas Silungkang, dr. Salma Lira mengatakan, secepatnya, kalau tidak Minggu besok atau Senin, tim dari Puskesmas Silungkang akan menjemput Reda ke rumahnya. Sedangkan untuk pelayanan obat – obatan nantinya, akan dikoordinasikan dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawahlunto.

Dalam hal ini Pemerintah Kota Sawahlunto memberi bantuan berupa uang Rp 3 juta dan makanan serta perlengkapan bayi. Reda juga dibantu untuk memperoleh pelayanan pemulihan kesehatan.

Bantuan itu diserahkan langsung Walikota Sawahlunto Deri Asta, yang datang membesuk. Sebelumnya, tim dari jajaran Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkesdalduk – KB) bersama Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PMD – PPA) juga telah datang melihat Reda.

Latar belakang medis lumpuhnya Reda usai melahirkan anak pertamanya yang dinamai Hafis dan sekarang sudah berusia 2 bulan ini, dilaporkan Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkesdalduk – KB) Yasril, adalah disebabkan rendahnya hemoglobin (hb) pasca melahirkan, dimana saat melahirkan Reda mengalami pendarahan.

“Saat melahirkan, Reda mengalami pendarahan berlebihan. Ternyata, kemudian rentetan dari pendarahan tadi membuat otak Reda kekurangan darah yang mengalirkan oksigen, istilahnya iskemic. Begitu darah yang mengalirkan oksigen ke otak ini berkurang, menyebabkan rusaknya jaringan syaraf – syaraf di tubuh Reda sehingga efeknya seperti sekarang, beliau mengalami lumpuh,” ujar Yasril.

Karena kelumpuhan total inilah, lanjut Yasril, untuk mendapatkan asupan makanan maka Reda hanya mengandalkan dari NGT (sonde) yang dipasang dari hidung sampai ke lambung.

Ditanya mengenai peluang Reda untuk kembali pulih, Yasril menjawab peluangnya ada meski secara teori medis peluang tersebut sangat terbatas. Dinas Kesehatan sendiri, kata Yasril melalui Puskesmas Silungkang tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan perawatan memulihkan Reda terlepas dari lemah atau kuatnya peluang untuk pulih secara teori medis.

Sementara, suami Reda yang bernama Joko Prayitno menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Walikota Deri Asta dan jajarannya. Dikatakan Joko, dengan kondisi dan keterbatasan yang dialaminya, maka dukungan dan bantuan dari Pemko Sawahlunto sangat berarti sekali.

“Terimakasih banyak pak, memang bantuan yang diberikan sangat dibutuhkan sekarang, pak. Saya saat ini kan tidak bisa bekerja saat merawat istri ini di rumah. Jadi memang sangat terbatas kemampuan,” kata Joko.

Beruntungnya, meski kondisi sang ibu masih dalam kelumpuhan, sang putra yang dilahirkan tersebut dalam keadaan sehat dan kuat. Hafis, nama putra tersebut juga tidak rewel.

Saat digendong Walikota Deri Asta pun, Hafis tetap ‘anteng’ dan nyaman sambil sesekali tersenyum.

“Hafis ini, tugas kita bersama juga untuk merawat dan memastika. (Jun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *