PASAMAN, RELASIPUBLIK – Lebih separuh dari total 2.632 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Pasaman Barat (Pasbar) telah tutup akibat pandemi Covid-19.
Parahnya, mereka umumnya mendapatkan modal sebagai nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Lalu, dana yang disalurkan KSP sendiri adalah pinjaman dari bank.
Persoalannya, bank hingga saat ini tak mengeluarkan kebijakan membantu KSP, sementara KSP tak kuasa memaksa UMKM yang sudah tutup untuk tetap membayar pinjaman.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Ali Zamar mengungkapkan sudah banyak koperasi yang mengeluh, melapor, dan selanjutnya minta solusi.
“Pengurus (koperasi) pakai uang bank, bagaimana bisa diberi keringanan kepada nasabah. Kecuali pihak bank juga memberikan keringanan kepada pengurus koperasi itu sendiri,” kata Ali di Simpang Empat kepada Pers Minggu(19/4/2020).
Masalah koperasi itu, kata Ali, sedang dibicarakan dengan pihak bank. Karena kebanyakan yang terkena dampak Covid-19 ini adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), yang menjadi nasabah koperasi.
“Hampir 50 persen UMKM di Pasaman Barat saat ini mati total dari jumlah keseluruhan sebanyak 2.632 UMKM,” kata Ali didampingi Ketua UMKM Pasbar, Ade Media Saputra.
Matinya UMKM ini, ulas Ali, murni disebabkan oleh menurunnya omzet, sehingga usaha mereka mengalami kerugian dan akhirnya lebih memilih menutup usaha
UMKM Didata
Diskoperindag Pasbar saat ini tengah mendata UMKM yang terdampak, untuk dikirimkan ke Diskoperindag Provinsi dan selanjutnya diteruskan ke Kementerian Koperasi dan UKM.
“(UMKM) sasaran kita adalah para pedagang di pasar dan pedang kaki lima di setiap nagari atau kecamatan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk para pedagang yang berada di lingkungan sekolah akan didata oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
“Pedagang yang berada di daerah wisata didata oleh Dinas Pariwisata,” lanjutnya.
Untuk membantu UMKM ini, Diskoperindag akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial.
“Untuk kepastian pemberian bantuan itu tergantung kepada Dinas Sosial, bukan kita dari Diskoperindag,” tegasnya.
Terpisah, salah seorang pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Ujung Gading, M Ridwan mengaku kewalahan menagih pinjaman ke para nasabah, karena kebanyakan nasabah usahanya sudah tutup.
“Usaha mereka rata-rata sudah banyak yang tutup. Sekarang kita fokus menagih, tanpa ada pinjaman baru,” ungkapnya .
Ridwan berharap pemerintah juga dapat segera mencarikan solusi terhadap permasalahan yang tengah mereka hadapi ini.
“Jangankan untung, malah pokok sudah termakan.” pungkasnya.(umkm/hms-sb/nov)