PADANG, RELASI PUBLIK – Banyak pihak yang merespon positif majunya H Wahyu Iramana Putra, SE, sebagai calon anggota DPRD Kota Padang dari daerah Pemilihan Padang 6 yang meliputi Kecamatan Nanggalo, Padang Utara, dan Padang Barat.
Bahkan di DPRD Kota Padang, majunya pria yang akrab disapa Bang Wahyu itu menajdi pembicaraan dari mulut ke mulut.
Diantara mereka berharap, jika Wahyu kembali menjadi anggota dewan, Wahyu kembali menggabdikan dirinya secara totalitas untuk pembangunan Kota Padang.
Meski demikian, publik Kota Padang bertanya-tanya alasan H Wahyu Iramana Putra, SE., meninggalkan Partai Golkar dan memilih hijrah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Apasih alasan Wahyu Iramana Putra?
“Pertama, saya ikhtiar. Setelah saya tidak di DPRD lagi, saya melakukan ikhtiar, keliling masjid-masjid di Kota Padang, terutama waktu subuh, saya dari masjid ke masjid yang ada di Kota Padang,” ungkap Wahyu memulai penjelasannya menjawab pertanyaan wartawan, Ahad, 17 September 2023.
Kedua, jelas Wahyu, dirinya jatuh sakit. Menurut cerita yang dia dapatkan, sakit itu menyebabkan dia sudah dekat dengan kematian.
“Ternyata, melalui sakit itu, saya mendapat hidayah dari Allah. Saya lebih dekat dengan ajaran agama. Aktivitas yang saya lakukan lebih banyak saol keagamaan,” ungkap mantan Ketua DPD Partai Golkar Kota Padang ini.
Berkata Hijrah, urai Wahyu, berarti mengerjakan segala yang diwajibkan Allah kepada hamba-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
“Itu saya lakukan dengan sekuat tenaga saya. Terutama kewajiban salat, baik bersama keluarga, para sahabat, lingkungan, dan tempat kerja, saya upayakan berjamaan. Karyawan saya di kator dan kafe, saya wajibkan menghentikan segala aktivitas dan segera melaksanakan salat berjamaah,” katanya.
Ketiga, ungkap Wahyu, dirinya berupaya ikhlas terhadap segala sesuatu yang dilakukan terhadap dirinya, terutama fitnah-fitnah yang dia terima selama ini.
“Saya tidak akan melakukan pembalasan terhadap fitnah yang dialamatkan kepada saya. Saya berusaha ikhlas dan sabar,” ujarnya.
“Saya memberikan maaf kepada mereka, karena dalam Quran, Allah lebih menyukai orang yang memaafkan kesalahan orang lain terhadap dirinya. Saya akan memberika bantuan dan pemikiran saya kepada mereka,” katanya.
Dikatakan Wahyu, sebelum memutuskan ke PPP, banyak partai yang secara nasional memiliki kader di parleman meminangnya bergabung.
“Yang meminta saya tidak hanya tokoh partai di daerah ini, tapi juga yang punya kekuasaan secara nasional,” tukuk Wahyu.
Namun, untuk memutuskan itu semua, Wahyu melakukan salat istiqorah. Setelah salat istiqorah ke tiga kalinya, dirinya didatangi orang tuanya yang sudah lama meninggal dunia.
“Di salat saya itu, orang tua saya datang membawakan lambang Ka’bah. Bapak saya dulu memang orang Masyumi aktif,” tuturnya.
Meski demikian, sebelum memutuskan hijrah ke PPP, dirinya terlebih dahulu mempelajari segala hal terkait PPP.
“Saya baca AD/ART-nya, saya baca segala putusan Rapimnasnya. Dan yang membuat saya bangga, ternyata PPP adalah satu-satunya partai Islam yang pengurusnya muslim saja,” ujar Wahyu.
Pada kesempatan itu, Wahyu juga bercerita sosok Buya Hamka yang sangat menginspirasinya.
Menurut dia, Buya Hamka membuat lambang Ka’bah awalnya untuk MUI, tempat bersatunya umat Islam.
“Waktu itu banyak yang menginginkan dibentuk Parpol yang tetap berasakan Pancasila, UUD 45, NKRI Harga Mati dan Bhineka Tunggal Ika,” urai Wahyu.
Setelah memutuskan hijrah ke PPP, kata Wahyu lagi, tidak ada berfikir untuk mencalonkan diri sebagai calon anggota dewan (Caleg), tapi hanya berfikir untuk pengabdian dan beribadah karena terinspirasi Buya Hamka.
“Saya hanya menginginkan sebagai pengabdian kepada agama. Inilah tempatnya,” ujar Wahyu.
Tapi seiring berjalannya waktu, ungkap Wahyu, banyak yang memintanya untuk menjadi caleg, termasuk beberapa orang tokoh masyarakat memberikan masukan.
“Berdasarkan permintaan dan masukan itu, akhirnya saya menerima permintaan menjadi caleg PPP. Apatalah lagi, setelah saya pelajari, PPP satu-satunya partai yang konsisten terhadap Islam,” kata Wahyu.
Buktinya, semua pengurus PPP dari level paling bawah sampai ke pusat, beragama Islam. Tidak ada yang tidak beragama Islam.
“Tidak ada yang tidak beragama Islam. Itu yang bikin menambahkan keyakina saya hanya di PPP untuk mengabdi dalam menyalurkan aspirasi politik. Tidak ada yang lainnya,” cakapnya.
“Saya mohon do’anya, agar kami amanah dalam menjalankan fungsi dan tugas kami kalau Allah Subhanawata’ala mengabulkannya. Kami sendiri sudah bertekad amanah, janji kami Kepada Allah SWT dan bukan kepada hamba Allah dan ummat Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dan Rasul-rasul Allah Subhanawata’ala,” ungkapnya. (Rilis)