Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Pinggir Jalan Pendakian Batu Mundam Terban, Warga Sungai Nyalo Mandeh Terancam Terisolasi

57
×

Pinggir Jalan Pendakian Batu Mundam Terban, Warga Sungai Nyalo Mandeh Terancam Terisolasi

Sebarkan artikel ini
kondisi tebing pinggir jalan pendalian Bukit Mundam di Kampung Sungai Nyalo, Nagari Sungai Nyalo yang terban akibat hujan deras Jumat (24/3) lalu. (Foto dok/YS)

PAINAN–Hujan deras yang terjadi Jumat (24/3) di beberapa daerah di Sumatera Barat (Sumbar), tidak sajan membuat sembilan kecamatan dan empat belas nagari di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terendam banjir.

Namun juga membuat warga Nagari Sungai Nyalo Kecamatan Koto XI Tarusan yang berada di kawasan wisata Mandeh akan terancam terisolasi. Pasalnya hujan deras tersebut juga membuat tebing jalan di pendakian Batu Mundam sekitar 200 meter menjelang nagari itu terban ke dalam sungai.

Terpantau akibat hujan deras yang terjadi pada Jumat (24/3) siang hingga malam pekan lalu itu, membuat 145 unit rumah warga terendam banjir setinggi 1 hingga 1,5 meter. Hal itu terjadi karena secara bersamaan gelombang pasang juga sedang tinggi. Akibatnya air cepat meluap dan merendam dua kampung yang ada di nagari itu, yakni Kampung Sungai Nyalo dan Kampung Mudiak Aia.

Nafril, Dtk Bandaro Sati Nan Mudo, tokoh masyarakat Nagari Sungai Nyalo, ketika ditanya media online ini Senin (27/3) sangat mengkhawatirkan tebing jalan di pendakian Batu Mundan tersebut akan benar-benar terban secara total bila tidak dilakukan pencegahan secara cepat, tentunya bila hujan deras kembali terjadi.

“Hujan deras yang terjadi pada Jumat siang hingga sore ketika itu memang membuat dua kampung di nagari ini terendam banjir. Diantaranya Kampung Sungai Nyalo, dan Kampung Mudiak Aia. Total rumah warga yang terendam di dua kampung ini ada sebanyak 145 unit. Walau tidak menimbulkan korban jiwa, namun kerugian yang dialami warga cukup besar. Selain ada perabotan rumah tangga yang terseret banjir hingga ke laut, padi yang disimpan di gudang juga terendam. Bila tidak segera dijemur, maka padi tersebut akan bisa bertunas,” katanya.

Pj Wali Nagari Sungai Nyalo, Resi Amra, ketika dihubungi menjelaskan bahwa hujan deras tersebut juga membuat beberapa titik jalan provinsi yang melintasi Kawasan Wisata Mandeh itu tertimpa longsoran dari atas bukit.

“Bahkan sepanjang 20 meter tebing jalan di pendakian Batu Mundam terban ke sungai. Kami sangat kuatir bila tidak dilakukan penanganan dengan segera, badan jalan yang sepanjang 20 meter ini akan benar-benar putus bila hujan deras kembali terjadi sebagaimana dikhawatirkan oleh Bapak Nafril tersebut,” jelasnya.

Dia mengatakan bahwa bila itu terjadi maka 947 jiwa penduduk 245 kepala keluarga (KK) yang mendiami nagari itu akan benar-benar terisolasi nantinya.

“Tidak hanya itu, masyarakat dari Carocok Tarusan yang ingin ke nagari ini, dan ke Nagari Sungai Pinang, terpaksa harus melewati jalan Bungus Kota Padang untuk bisa sampai ke sini. Agar kekhawatiran itu tidak terjadi, maka kami berharap agar penanganan bisa dilakukan dengan segera,” pintanya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Doni Gusrizal, ketika dihubungi menjelaskan bahwa hujang deras yang terjadi pada Jumat (2/3) siang hingga malam tersebut memang telah membuat 14 nagari pada sembilan kecamatan terendam di daerah itu.

“Dari sembilan kecamatan itu yang terparah adalah Kecamatan Koto XI Tarusan. Karena di kecamatan ini ada tiga nagari yang terendam, tapi dari tiga nagari ini yang parahnya dua nagari, yakni Nagari Sungai Nyalo, dan Nagari Mandeh. Untuk penanganan warga yang terdampak, kita telah menurunkan tim ke lapangan,” katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa terkait kerusakan yang diakibatkan oleh hujan deras dan banjir itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak provinsi.

“Termasuk juga ruas jalan yang tebingnya terban sepanjang 20 meter ke dalam sungai di pendakian Batu Mundan, yang jaraknya sekitar 200 meter menjelang Kampung Sungai Nyalo ini. Kondisi ini sudah kita laporkan baik secara lisan maupun secara visual saat berada di lapangan ke pihak balai di provinsi, sebab status jalannya provinsi,” kata Doni.

Dia juga berharap agar penanganan ruas jalan di pendakian Batu Mundan itu bisa segera dilakukan karena menyangkut kepentingan masyarakat banyak.

“Apalagi jalan tersebut juga merupakan jalan wisata Kawasan Mandeh yang bisa dijadikan sebagai alternatif oleh masyarakat yang akan melintas dari Pessel ke Kota Padang sambil berwisata,” harapnya. (YS)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *