Oleh : Desrimaiyanto Pemimpin Umum Relasipublik.com
Pilkada Kabupaten Pesisir Selatan 2024 semakin mendekat, dan dengan itu, suasana politik di daerah ini semakin memanas. Pertarungan antara petahana Rusma Yul Anwar dan mantan bupati Hendrajoni menghadirkan dinamika politik yang menarik dan menantang. Momen ini bukan hanya penting bagi calon dan pendukung mereka, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Pesisir Selatan yang akan menentukan arah masa depan daerah mereka.
Rusma Yul Anwar, yang saat ini menjabat sebagai bupati, akan menghadapi Hendrajoni, mantan bupati yang kembali mencalonkan diri. Pertarungan ini mencerminkan dua sisi dari kebijakan dan kepemimpinan di Pesisir Selatan. Sebagai petahana, Rusma Yul Anwar memiliki rekam jejak yang bisa dinilai langsung oleh pemilih, sementara Hendrajoni menawarkan pengalaman dari masa jabatannya sebelumnya sebagai bupati. Kompetisi ini menjadi cermin bagi masyarakat untuk mengevaluasi efektivitas dan visi masa depan kedua calon dalam konteks kebutuhan daerah yang terus berkembang.
Sayangnya, di balik persaingan politik yang sengit, kita menyaksikan fenomena kampanye negatif yang semakin meresahkan. Penyebaran informasi yang tidak akurat dan berita sesat melalui media sosial telah menciptakan suasana yang kurang kondusif.
Kampanye hitam yang menyebarkan gosip dan menyerang karakter lawan dapat mengaburkan fokus pemilih dari isu-isu substantif yang sebenarnya penting untuk diperhatikan. Informasi yang menyesatkan ini tidak hanya merusak reputasi calon tetapi juga dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilihan itu sendiri.
Untuk memastikan bahwa Pilkada Pesisir Selatan 2024 berjalan dengan adil, transparan, dan berintegritas, semua pihak—baik penyelenggara pemilu, calon, maupun masyarakat—harus berperan aktif. KPU dan Bawaslu perlu meningkatkan pengawasan dan tindakan tegas terhadap pelanggaran, termasuk penyebaran berita bohong dan kampanye negatif. Media massa juga memiliki tanggung jawab untuk menyajikan informasi yang akurat dan kontekstual serta menekankan pada program dan visi calon, bukan sekadar sensasi.
Edukasi kepada pemilih sangat penting. Pemilih harus diberikan informasi yang jelas mengenai visi dan program masing-masing calon agar dapat membuat keputusan yang berdasarkan pada pertimbangan yang rasional dan bukan semata-mata terpengaruh oleh propaganda negatif. Sosialisasi tentang cara memilih dengan benar dan memahami hak suara mereka harus gencar dilakukan untuk menghindari kesalahan dan meningkatkan partisipasi yang berkualitas.
Pilkada kali ini merupakan kesempatan bagi masyarakat Pesisir Selatan untuk menentukan arah pembangunan daerah mereka. Baik Rusma Yul Anwar maupun Hendrajoni memiliki program dan visi yang berbeda. Pemilih harus dapat memilih calon yang tidak hanya memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan yang ada tetapi juga mampu menyusun rencana strategis untuk masa depan daerah.
Momen ini juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan kematangan demokrasi di Pesisir Selatan. Dengan menjaga etika dalam berpolitik, mendukung pemilihan yang bebas dari tekanan dan informasi yang salah, serta berfokus pada program dan visi yang relevan, Pilkada ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain tentang bagaimana proses demokrasi harus dijalankan dengan baik.
Pilkada 2024 di Kabupaten Pesisir Selatan menawarkan tantangan besar namun juga harapan untuk perbaikan dalam sistem demokrasi lokal. Dengan persaingan ketat antara petahana dan mantan bupati, serta meningkatnya kampanye negatif, penting bagi semua pihak untuk menjaga integritas proses pemilihan.
Harapan kita adalah agar Pilkada ini dapat berlangsung dengan transparansi, memberikan informasi yang jujur kepada pemilih, dan memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan positif serta kemajuan berkelanjutan bagi Kabupaten Pesisir Selatan. Demokrasi yang sehat memerlukan komitmen dari semua pihak untuk berfokus pada kepentingan bersama dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.