Oleh : Rona Almos*
Hakikat “keguruan” pada nama program studi ini adalah menyangkut kepada bidang ilmu yang mempersiapkan lulusannya menjadi seorang pengajar atau pendidik. Membekali para pendidik dengan berbagai keterampilan, metode pendidikan, mengelolaan kelas, dan mengembangkan program pembelajaran. Pendidik dapat mentransfer ilmu pengetahuan kepada muridnya secara efektif .
Ilmu kebahasaan, linguistik itu diperlukan dalam pembelajaran bahasa karena bahasa adalah unsur pertama yang dimiliki manusia. Ilmu bahasa dan linguistik merupakan alat yang paling penting dalam menentukan sasaran pengajar bahasa. Selain itu ilmu bahasa dan linguistik merupakan alat yang digunakan oleh pengajar bahasa dalam mendeskripsi dan menganalisis bahasa pada proses pengajaran bahasa. Ilmu bahasa dan linguistik adalah bekal yang paling penting dalam pengetahuan tentang bahasa dan proses penggunaannya dalam berbagai situasi yang terjadi anatara pembicara dan pendengar.
Tanpa memahami dan menguasai teori-teori linguistik seorang guru tidak akan mampu memberikan deskripsi yang cermat tentang bahasa. Linguistik bertujuan untuk menganalisis watak bahasa manusia yang berperan dalam menganalisis masalah-masalah pembelajaran, sosial dan fikiran manusia.
Guru bahasa perlu belajar linguistik karena linguistik memberikan informasi tetang stuktur dan sistem bahasa kepada guru bahasa. Selain itu, teori-teori linguistik merupakan suatu bahasa perantara pada guru seperti tata bahasa. Ini dapat digunakan oleh guru dalam pengajaran bahasa. Secara tidak langsung teori linguistik mempengaruhi perkaedahan bahasa. Dalam deskripsi bahasa para guru bahasa juga memberikan pengetahuan tentang fonem, morfem, kalimat dan sebagainya.
Tahapan perkembangan bahasa yang pertama adalah dengan belajar bahasa. Ketika seorang anak sedang belajar berbicara secara tidak langsung mereka mengembangkan tentang pengetahuan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. Begitu juga dengan seorang guru yang memiliki pengetahuan tentang linguistik dapat mengajarkan muridnya untuk mempelajari bahasa. Kedua, belajar melalui bahasa. Setiap ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh seorang murid atau mahasiswa disampaikan oleh guru atau dosen melalui bahasa. Pengetahaun dan pengalam seseorang dalam hidup ini juga diperoleh melalui bahasa. Ketiga, belajar tentang bahasa. Pemerolehan bahasa sesorang dapat dikembangkan sebagai sarana dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Belajar tetang bahasa meliputi pembelajaran linguistik, para ilmua bahasa dan linguis.
Ilmuwan bahasa mempelajari bahasa dan menungkapkan hakikat bahasa melalui penelitian-penelitian yang telah mereka lakukan. Menggali hal-hal yang terdapat dalam bahasa serta memaparkan dan mejelaskannya dalam pertemuan-pertuan ilmiah serta bulletin ilmiah. Selain itu para ilmua juga bisa mengaitkan bahasa dengan factor luar bahasa seperti budaya dan sosial.
Ilmu bahasa sebagai bagian ilmu wajib dimiliki oleh guru bahasa professional karena ilmu bahasa adalah hal yang paling utama yang dimiliki oleh seorang guru bahasa. Dalam pembelajaran bahasa, guru bahasa mengajarkan materi-materi yang berkaitan dengan linguistik mikro seperti finologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Guru bahasa tidak akan bisa mengajarkan materi bahasa secara baik apa bila ia tidak mengetahui bentuk kata dan kalimat. Analisis ilmu bahasa sangat berperan penting untuk menentukan metode apa yang paling tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa.
Hasil-hasil kajian linguistik mikro seperti fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik sangat diperlukan untuk keberhasilan pembelajaran bahasa karena linguistik mikro mengkaji struktur suatu bahasa serta dapat menjelaskan gejala-gejala bahasa. Pengetahuan yang luas tentang linguistik mikro akan membantu mahasiswa ilmu keguruan bahasa dalam menyelesaikan tugasnya karena mereka membutuhkan konsep-konsep linguistik dalam benaknya. Pada bidang fonologi mahasiswa mempelajari dan menganalisis bunyi bahasa dan struktur bunyi. Teori fonologi memberikan pengetahuan dalam menganalisis tentang unsur bunyi dalam pembelajaran bahasa sehingga dapat memiliki makna dan dapat dipahami dalam proses komunikasi. Pada bidang morfologi teori ini terdapat dalam pembelajaran bahasa seperti dalam materi pembetukan kata. (*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand)