Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHSENI & BUDAYATERBARU

Penghulu Sebagai Garda Terdepan: Gubernur Mahyeldi Menyuarakan Peran Sentral Penghulu Adat dalam Mewujudkan Kemajuan Nagari

45
×

Penghulu Sebagai Garda Terdepan: Gubernur Mahyeldi Menyuarakan Peran Sentral Penghulu Adat dalam Mewujudkan Kemajuan Nagari

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah Datuak Marajo, saat menghadiri gelaran Penobatan Rajo Nan Baduo serta Batagak Pangulu Nagari Maek, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sabtu (9/12/2023). (Foto dok adpsb)

LIMAPULUH KOTA, RELASI PUBLIK — Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah Datuak Marajo, menghadiri acara Penobatan Rajo Nan Baduo dan Batagak Pangulu Nagari Maek di Kabupaten Lima Puluh Kota pada Sabtu (9/12/2023). Dalam pidatonya, Gubernur menekankan kembali peran krusial seorang penghulu dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

“Memegang gelar adat (penghulu) adalah tugas yang tidak ringan, karena melibatkan banyak tanggung jawab dalam menjaga norma adat dan agama. Menjadi Datuak atau Penghulu berarti siap mengemban tanggung jawab besar dalam membimbing anak kemenakan, keluarga, hingga seluruh masyarakat,” ungkap Gubernur Mahyeldi.

Gubernur berharap agar momen Penobatan Rajo Nan Baduo dan Batagak Pangulu Nagari Maek dapat diartikan dengan mendalam, sebagai pengingat akan pentingnya peran seorang panghulu yang dihormati dengan gelar Datuak.

“Rajo dan Pangulu adalah pemimpin tertinggi di komunitas mereka. Selain itu, kita perlu menyadari dan menghargai peran penting Kerapatan Adat Nagari (KAN) sebagai forum musyawarah dan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah adat di nagari,” sambung Mahyeldi.

Mahyeldi meyakini bahwa kepercayaan masyarakat terhadap gelar Rajo dan Pangulu merupakan bentuk penghargaan yang diberikan karena adanya harapan dan kepercayaan dari masyarakat.

“Di sisi lain, anak kemenakan dan warga yang dipimpin harus patuh dan menghormati kepemimpinan yang dipilih, serta mematuhi segala norma adat, syariat, dan etika sosial yang berlaku,” tambah Gubernur.

Gubernur Mahyeldi juga yakin bahwa pemahaman yang kuat akan peran Datuak atau Penghulu akan menghasilkan kepemimpinan nagari yang bijaksana dan arif, serta menciptakan masyarakat yang saling mendukung dan mempercayai satu sama lain.

“Jika Datuak atau Penghulu mampu memimpin dengan baik, maka kesejahteraan masyarakat nagari akan meningkat. Oleh karena itu, kemajuan nagari dapat dicapai lebih cepat, terutama dalam memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki,” ujar Gubernur.

Selain penobatan Rajo Nan Baduo, juga dilakukan penyerahan gelar Datuak kepada 24 individu, antara lain Datuak Bandaro Garang, Datuak Bandaro Hijau, Datuak Gonjong, Datuak Majo Bosa, E. Datuak Rajo Imbang, Datuak Sati, M. Datuak Majo Sinaro, Datuak Malintang, hingga Datuak Sinaro Sati.

Selanjutnya, dilakukan juga pelantikan Datuak Mangkuto, M. Datuak Gindo Lelo, Datuak Pado Lobia, Datuak Nan Tunggang Batua, Datuak Pangka Sati, S. Datuak Komo, Datuak Hijau, Datuak Siagar, D. Datuak Bosa, S. Datuak Marajo, S. Datuak Sri, N. Datuak Tunggang, N. Datuak Sutan Bagindo Rajo, dan Datuak Sinaro. (adpsb/cen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *