Pemkab Intan Jaya Bantu Bama Pada Pengungsi di Gereja Katolik Biloga
INTAN JAYA,PAPUA.RELASIPUBLIK.com – Pemerintah Kabupaten Intan Jaya membantu lagi masyarakat yang mengungsi ke gereja katolik Bilogai, Rabu, (17/02/2021).
“Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, membantu dan memberikan bantuan bama kepada masyarakat pengungsi dari beberapa kampung yakni Kampung Mamba ada Yoparu Distrik Sugapa. Karena akibat baku tembak antara TPNPB-OPM vs gabungan TNI-Polri di Intan Jaya terlebih khusus kampung Mamba (Amaesiga).
Masyarakat kampung Mamba mengungsi ke Pastoran ini karena ketakutan Akibat kontak senjata antara TPNPB-OPM vs gabungan TNI-Polri sehingga masyarakat ini bisa ada di pastoran. Karena bagi mereka nyaman kalau tinggal di halaman gereja dan pastoran Bilogai.
Sehingga kami pemerintah daerah, kata Bupati Intan Jaya, Berharap masyarakat tetap jaga diri dan tidak boleh memProvokasi dengan isu-isu yang tidak benar,”ajaknya Bupati.
Pemulangan ke kampung masing-masing untuk sementara bersabar sebelum kami Forkopimda mengadakan rapat bersama untuk pengamanan masyarakat yang mengungsi ini.
Kami pemerintah daerah mau menjalankan aktivitas pembangunan daerah ini sangat sulit, sebab masalah ini masalah yang horizontal dan tidak bisa habis-habis. Sehingga kami harap pihak TPNPB-OPM juga kalau mau baku kontak senjata dengan pihak TNI-Polri maka saya minta menjauhi dari tempat dimana masyarakat tinggal (kampung atau desa).
Sebab akibat dari kontak senjata antara TPNPB-OPM vs gabungan TNI-Polri itu yang korbannya akan masyarakat sipil yang tidak tahu persoalan itu. Karena TPNPB melakukan serangan ke pihak TNI-Polri tentunya oknumya menghindari dari tempat dimana baku tembak antara dan yang akan korban adalah masyarakat sipil.
Kemudian, pihak TNI-Polri juga saat serangan ke pihak TPNPB-OPM perlu membedakan antara masyarakat sipil dan anggota TPNPB-OPM, biar tidak salah tembak.
Saya juga sangat kesal atas kejadian ke tiga orang kemarin korban, karena sesuai perintah dan juga sebagai pemerintah sudah mengamankan masyarakat yang korban tembak dan masyarakat lain yang mengalami gangguan keamanan di kampung Mamba. Namun ketiga orang korban itu dibunuh di rumah sakit Bilogai.
Kenapa bisa melakukan hal itu, kalau sudah ditangan Pihak pemerintah daerah, kalau mau habiskan nyawa sekalian saja di medan pertempuran perang sana.
Untuk selanjutnya, sebagai pemerintah daerah, tetap mengawal agar situasi ini bisa aman. Dan itu harapan kita bersama, pada kita perlu bangun komunikasi antara kita dengan kita, kita dengan keluarga kita yang ada di luar ini (TPNPB) karena mereka juga bagian dari keluarga kita sendiri bukan orang lain. “Katakan saja tidak boleh melakukan tindakan-tindakan lain yang merugikan atau mengorbankan kita masyarakat” hal ini perlu sampaikan kepada mereka ini.
Pewarta : Hagimuni Dann