PESSEL, RELASIPUBLIK – Pembatasan selektif yang diberlakukan sejak awal April 2020, ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap kelangkaan dan peningkatan harga kebutuhan bahan pokok terutama beras di Kabupaten Pesisir Selatan.
Ketersediaan kebutuhan beras itu, tidak saja terlihat di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) II Sumbar yang terdapat di Sago Kecamatan IV Jurai, tapi juga ditingkat pedagang dan di pasar-pasar tradisional.
Mirwan 45, pedagang beras di Surantiah Kecamatan Sutera, mengatakan kepada wartawan Selasa (21/4) bahwa ketersediaan beras di gudang miliknya cukup tersedia.
“Selain tersedia, pasokan dari petani juga aman dan lancar. Makanya penjualan tetap berjalan normal sebagaimana biasanya. Maksudnya tidak ada kenaikan harga. Sebab hingga saat ini, saya masih menjual beras lokal jenis 4-2 Rp 115 ribu per karung ukuran 10 kilogram, dan jenis cisokan Rp 120 ribu pula,” katanya.
Hal yang sama juga dikatak Basrul 45, pedagang beras lainya di Pasar Kambang Kecamatan Lengayang.
“Awal diberlakukan pembatasan selektif oleh pemerintah akibat virus corona, kami sebagai pedagang memang sempat kuatir akan terjadi kelangkaan beras. Namun hal itu tidak terjadi, sebab selain hasil panen masyarakat lokal, pasokan beras dari daerah lainya masih tetap aman-aman saja,” katanya.
Dijelaskanya bahwa di kecamatan itu masyarakat lebih cendrung mengkonsumsi beras dari hasil panen petani lokal ketimbang luar kabupaten.
“Sebab selain harganya terjangkau, secara kualitas juga tidak kalah dibanding beras yang impor dari luar daerah. Jenis beras yang paling disukai oleh masyarakat sini adalah banang pulau. Beras jenis banang pulau ini, harganya Rp 120 ribu hingga Rp 125 ribu satu karung ukuran 10 kilogram. Perbedaan harga itu, memang didasari oleh kualitas beras yang dijual. Jika berasnya putih bersih, maka harganya bisa mencapai Rp 125 ribu per karung,” jelasnya.
Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, melalui Kepala Dinas Pangan Pessel, Alfis Basyir ketika dihubungi menjelaskan bahwa di daerah itu ketersediaan stok beras dapat dikatakan sangat aman.
“Saya katakan sangat aman, sebab selain dari hasil panen masyarakat lokal, stok di gudang Bulog Divre II Sumbar yang terdapat di Sago Kecamatan IV Jurai, juga mencukupi,” katanya.
Dijelaskan lagi bahwa terkait harga penjualan beras dari pedagang kepada masyarakat, masih terkendapi dan berada pada kisaran Harga Eceren Tertingi (HET).
“Saat ini HET tertinggi beras lokal jenis premium Rp 13.300, dan jenis medium Rp 9.950. Rata-rata harga beras jenis lokal ini masih di bawah HET yang ditetapkan pemerintah,” timpalnya. **