Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Aman, Direksi Petrokimia Gresik Blusukan ke Daerah

181
×

Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Aman, Direksi Petrokimia Gresik Blusukan ke Daerah

Sebarkan artikel ini

PADANG, RELASIPUBLIK – Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, 

menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 887.603 ton untuk menghadapi musim tanam Oktober-Maret (Okmar) 2019-2020.

Stok tersebut 2-3 kali lipat lebih banyak dari ketentuan
stok minimum pemerintah (330.711 ton). Rincianya, pupuk Urea 70.411 ton, ZA 131.063 ton, SP-36 199.470 ton, NPK Phonska 459.000 ton dan organik Petroganik 27.659 ton.

Demi kelancaran distribusi, jajaran direksi Petrokimia Gresik meninjau langsung ke berbagai daerah dalam rangka “Petrokimia Gresik Siaga Musim Tanam”.

Dalam hal ini, direksi melihat kesiapan gudang, komitmen distributor, serta stok pupuk bersubsidi di lapangan.
Direktur Teknik & Pengembangan Petrokimia Gresik, Arif Fauzan, mewakili Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa kunjungan lapangan ini untuk memastikan sekaligus mengawasi secara langsung penyaluran pupuk bersubsidi.

“Terutama di daerah yang alokasinya besar dan menjadi sentra produksi beras,”ujarnya.

Untuk penyaluran pupuk bersubsidi, Petrokimia Gresik berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian atau Permentan No. 47/2018 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk
bersubsidi tahun anggaran 2019.

Dalam Permentan tersebut, alokasi pupuk bersubsidi 2019 yang harus disalurkan oleh holding Pupuk Indonesia adalah 8,87 juta ton. Dari angka itu, Petrokimia Gresik mendapatkan alokasi
atau kewajiban pernyaluran sebesar 5,24 juta ton.

“Hingga hari ini Petrokimia Gresik telah menyalurkan 4,72 juta ton atau 90 % dari alokasi 5,24 juta ton tersebut,” ujar Arif.

Adapun untuk Provinsi Sumatera Barat, Petrokimia Gresik telah menyalurkan 101.841 ton dari alokasi 113.730 ton (90%). Sedangkan stok sebanyak 54.060 ton atau 9 kali lebih banyak dari stok ketentuan minimum, yakni 5.523 ton (untuk Pupuk Urea menjadi tanggung jawab Pupuk Kalimantan Timur / Pupuk Sriwidjaja).

Untuk pendistribusian, Petrokimia Gresik dan produsen pupuk lain di bawah holding Pupuk Indonesia, berpedoman pada Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag No.15/2013
tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

Petani yang berhak atas pupuk bersubsidi adalah petani yang menggarap lahan tidak lebih
dari 2 hektar, tergabung dalam kelompok tani (Poktan), dan menyusun Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Sedangkan dalam penyalurannya, Petrokimia Gresik berpegang teguh pada Prinsip 6 Tepat, yaitu Tepat Tempat, Tempat Harga, Tepat Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Jenis, dan Tepat Waktu.

Penyaluran ini juga dikawal oleh 77 Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) dan 323
asisten SPDP di seluruh nusantara. Mereka rutin berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), kelompok tani, hingga aparat berwajib setempat.

“Kami didukung fasilitas distribusi berupa 300 gudang penyangga kapasitas total 1,4 juta ton, 650 lebih distributor, dan 28 ribu lebih kios resmi,” ujarnya.

Selain kewajiban menyediakan pupuk bersubsidi, Petrokimia Gresik juga menyiapkan stok
pupuk komersil (non-subsidi). Langkah ini adalah solusi bagi petani yang kebutuhan
pupuknya tidak teralokasi dalam skema subsidi.

“Karena alokasi pupuk subsidi terbatas, maka kami sediakan juga pupuk komersil, sehingga
kebutuhan pupuk petani tetap bisa terpenuhi,” tambahnya.

Terkait pemupukan, Petrokimia Gresik menghimbau petani untuk mengikuti rekomendasi
pemupukan berimbang 5:3:2.

Dimana untuk satu hektar sawah cukup diberikan 500kg pupuk organik Petroganik, 300kg pupuk NPK Phonska atau Phonska Plus, dan 200kg pupuk Urea.

Pemupukan berimbang adalah solusi dari Petrokimia Gresik atas pemakaian pupuk yang
cenderung berlebih oleh petani. Sehingga alokasi pupuk bersubsidi yang terbatas dapat lebih efektif dan efisien, dengan hasil atau produktivitas tetap maksimal.

“Pemupukan berimbang sangat kami rekomendasikan karena sudah teruji mampu
meningkatkan hasil panen satu hingga dua ton per hektar,” ujarnya.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *