AMBON, RELASI PUBLIK — Suasana akrab dan penuh kehangatan menyelimuti Blok Hunian Anggrek, Rutan Kelas IIA Ambon, saat program “Paparisa Carita” digelar pada Rabu pagi 17 September 2025 . Program ini menjadi ruang dialog terbuka antara petugas pemasyarakatan dan warga binaan, mengedepankan pendekatan humanis dan setara.
“Paparisa Carita” atau “Rumah Cerita”, merupakan inisiatif pembinaan yang menitikberatkan pada empati dan pemulihan relasi sosial. Di forum ini, warga binaan diberi kesempatan untuk menyampaikan unek-unek, aspirasi, serta harapan yang selama ini kerap terpendam.
Kepala Rutan Ambon, Ferdika Canra, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya mendekatkan petugas dan warga binaan secara emosional, tetapi juga membangun komunikasi yang jujur dan saling menghargai.
“Kami ingin menghadirkan pendekatan yang lebih manusiawi. Ketika ada rasa percaya, pembinaan menjadi lebih bermakna,” ujarnya.
Acara dimulai dengan sesi berbagi cerita. Para warga binaan tampak antusias menyampaikan pengalaman dan gagasan mereka. Respon hangat dari petugas menciptakan suasana yang cair dan penuh semangat.
Anita, Kasubsi Tata Usaha, turut memberi edukasi mengenai hak-hak warga binaan, termasuk informasi tentang remisi, Register F, dan program integrasi dua pertiga masa pidana. Ia menekankan pentingnya forum ini sebagai bagian dari rehabilitasi sosial.
“Ketika mereka merasa dihargai dan dipercaya, potensi positif mulai terlihat. Ini bagian penting dari proses pemasyarakatan,” jelasnya.
Salah satu warga binaan, inisial P.K, mengungkapkan rasa senangnya bisa berbicara secara terbuka.
“Kami merasa didengar, bukan dihakimi. Rasanya seperti ngobrol dengan teman, bukan sekadar petugas,” tuturnya.
Selain diskusi, kegiatan juga diisi dengan sesi refleksi bersama yang memperkuat nilai kebersamaan dan motivasi diri. Seluruh rangkaian acara menunjukkan bahwa pendekatan berbasis empati efektif menciptakan lingkungan pembinaan yang sehat dan produktif.
Menutup kegiatan, Ferdika berharap agar “Paparisa Carita” bisa menjadi agenda rutin.
“Pembinaan bukan hanya soal prosedur, tapi juga soal menyentuh sisi kemanusiaan. Jika itu terwujud, maka pemasyarakatan akan memberi dampak nyata bagi kehidupan mereka kelak,” pungkasnya. (R)














