DHARMASRAYA, RELASI PUBLIK — Ssttt… Ada operasi senyap dari tokoh muda Sumbar asli Dharmasraya untuk berantakan skenario kota kosong di Pilkada Kabupaten itu.
Sutan David Melko – Pandong Spendra dikabarkan bisa maju sekaligus pasangan calon (Paslon) ini menyematkan muda demokrasi di Pilkada Sumbar.
Para pemerhati elektoral dan barisan pro demokrasi di Dharmasraya menentang krras Pilkada lawan kotak kosong, alias Paslon tunggal.
Sinyal penolakan itu ditangkap Tim Pilkada Jaringan Pemred Sumbar (JPS) yang dua hari ini lakukan ‘check water’ ke Dharmasraya.
“Demokrasi itu adalah pilihan, jadi kalau terjadi Pilkada Kotak Kosong disini itu adalah aib dari demokrasi sendiri,”ujar banyak pemerhati elektoral lokal di Dharmasraya, disimpulkan Tim Pilkada JPS, Rabu 28/8-2023.
Ketua JPS Sumbar Adrian Toaik Tuswandi, regulasi terkait rontokan kotak kosong sudah ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi.
“Putusan MK yang merubah syarat Parpol mengusung calon, ini bukti lembaga penjaga konstitusi pun tak sudi yerjadi Pilkada kotak kosong,”ujar Toaik.
Pilkada Dharmasraya awalnya menuju ke kotak kosong, pasang calon Annisa-Leli mendapat rekomendasi banyak Parpol, sehingga sisa Parpol tak lencukupi lagi kengung pasangan calon lain.
“Itu sebelum putusan MK, hari ini berubah, ada operasi senyap tokoh muda pro demokrasi bekerja, semoga berhasil meraih Parpol sesuai putusan MK RI, pasalnya
Pilkada Tong kosong nyaring bunyinya, melawan kotak kosong tinggal cerita di Dharmasraya,”ujar Iwan warga di Pulau Punjung yang termasuk milenial pro demokrasi, Jumat pagi ini.
Ungkapan Iwan itu juga senada dengan pandangan banyak pemerhati elektoral lokal.
Derasnya Pilkada lawan kotak kosong setelah pasangan calon, Annisa dan Leli dikabarkan memborong semua partai politik agar bisa menang tanding tanpa perlawanan atau tidak berkeringat memeras otak adu ide dan gagasan.
Derasnya penolakan kotak kosong kayaknya jelang 29 Agustus 2024 bakal tenggelam, impian politik itu memang kaca buram yang akan berderai-derai di pentas demokrasi.
“Hei bungz Dharmasraya ini tanah bertuah penyanjung demokrasi. Saya tidak yakin ada pasangan Paslon yang digadang gadang bakal memborong semua partai untuk baramai-ramai mendukung satu paslon saja. Yang saya yakin adalah ada tangan Tuhan untuk menyelamatkan demokrasi di nagari yang kita cintai ini melalui beberapa partai,” Palito yang terkenal sebagai sosok kritis di Dharmasraya.
“Saya yakin dan percaya bahwa masih ada partai yang berhati nurani dan sadar demokrasi”, ulasnya.
Dharmasraya nagari yang sedang gencar dalam berbagai ruang kemajuan. Terjadi Pilkada kota kosong, itu sebuah kemunduran demokrasi..!”ujar Dimaschan, aktifis mahasiswa asal Dharmasraya, Selasa sore kemarin.
Lain lagi pendapat Antoni. Katanya, partai politik didirikan untuk berkompetisi di ajang pemilu dan pilkada, justru menjadi aneh kalau ramai-ramai dukung satu Paslon.
“Fatal, ini namanya demokrasi berjalan mundur! ” ujar Antoni yang pendapatnya hampir selaras dengan Dimaschan.
Terus masih adakah Paslon kedua yang akan mendaftar ke KPU Dharmasraya.
Dess desus kencang di berbagai ruang diskusi warga menyebut nama David Melko dan Pandong Spendra.
“Infonya dua anak muda Dharmasraya Sutan David Melko – Pandong Spendra tengah bekerja untuk berantakan skenerio kota kosong, itu yang kencang jadi pembicaraan warga,”ujar Adrian Toaik Tuswandi.
Dua tokoh itu, dari tracking digital dilakukan Tim Pilkada JPS, bukan sosok sembarangan, David Melko merupakan pengusaha muda yang karir politik terus menjulang sebagai kader Osman Sapta di Sumbar.
Terus Pandong Spendra dia terkenal setelah berdarah-darah dalam gerakan aktifis mahasiswa, Pandong itu besar karena gerakan aktifis dan kerja sosial nya, terkahir Pemilu 2024, Pandong adalah Direktur Saksi dari Partai NasDem.
Politik itu bergerak, kata banyak pengamat, politik itu ujungnya unpredictable (sulit diprediksi).
“Bisa dan sah saja, di last minute terjadi perubahan drastis,itu pengamat elektoral Sumbar,”ujar Ketua Tim Pilkada JPS, Zondra Pajok.
“Berdasarkan hasil Pemilu 2024, ternyata masih ada dua Parpol yang memiliki peluang mengantarkan Paslon kedua Pilkada di Dharmasraya sekaligus menyelamatkan demokrasi di Dharmasraya. Yakni Hanura dan Nasdem,”ujar Pajok.
Berdasarkan putusan MK, suara dua partai ini mencukupi untuk mengusung David dan Pandong yang membuyarkan impian melawan kotak kosong.
Bahkan, banyak pengamat meyakini, David dan Pandong akan menjadi ” kuda menang” yang berlari kencang meninggalkan “duo uni” (Annisa-Leli) itu.
Bahkan, begitu nama David dan Pandong mengapung ke permukaan atas usungan Hanura dan Nasdem, situasi politik berbalik arah.
“Dukungan elektoral (pemilih) “akar rumput” di Dharmasraya kepada David dan Pandong akan sulit terbendung dan dibendung,”ujar Alvian orang Dharmasraya yang merantau di Jakarta.
“Ambo yakin, dukungan ranah dan rantau akan menyatu untuk David dan Pandong. Ayo, selamatkan demokrasi dan teruskan pembangunan di Dharmasraya,”ujar Alvian. (fby/adr)