Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BERITA UTAMATERBARU

Konspirasi Licik di Balik Dugaan Skandal Korupsi Dana Kapitasi di Dinkes Sumenep

5087
×

Konspirasi Licik di Balik Dugaan Skandal Korupsi Dana Kapitasi di Dinkes Sumenep

Sebarkan artikel ini
Foto : Ketua Lembaga Bantuan Hukum, Hasyim Khafani

Oleh : Hasyim Khafani

Sumenep, Relasipublik.com– Dugaan skenario kejahatan yang melibatkan oknum Dinas Kesehatan P2KB Sumenep dan oknum wartawan lokal semakin terang benderang.

Dalam persoalan itu, Bukannya mempertanggungjawabkan dugaan korupsi, akan tetapi justru membuat propaganda yang terkesan untuk melindungi diri dengan cara yang lebih licik hingga menyerang orang yang berani jujur membongkar kebobrokan mereka.

Seorang dokter yang mengungkap skandal dugaan pemotongan dana kapitasi di puskesmas-puskesmas Sumenep kini diduga menjadi target.

Lucunya, Sebuah pemberitaan tendensius muncul untuk mendiskreditkannya, seolah-olah ingin menggiring opini publik bahwa dokter tersebut bermasalah. Padahal, fakta di balik layar menunjukkan skenario kotor yang diduga telah disiapkan secara sistematis.

Bukti rekaman notulen yang telah dikantongi memperlihatkan bagaimana dokumen tersebut diduga sengaja dimanipulasi. Anehnya, notulen itu diduga beredar di tangan orang-orang yang kini berstatus tersangka kasus pemerasan di Polres Sumenep.

Pertanyaannya, bagaimana bisa dokumen itu jatuh ke mereka? Apakah ada keterlibatan pihak tertentu dalam mengondisikan keadaan? entahlah.

Menariknya, kasus ini bukan sekadar persaingan pribadi, melainkan upaya sistematis untuk mengaburkan dugaan tindak pidana korupsi yang telah terjadi selama ini.

Padahal, Pelapor kasus dana kapitasi ke Kejati Jatim disebut telah memiliki data lengkap terkait anggaran kesehatan, termasuk BOK. Jika benar demikian, mengapa justru dokter yang melaporkan dugaan korupsi yang diserang?

Polanya klasik: ketika pelaku kejahatan merasa terpojok, mereka mencoba mengalihkan isu dan menyerang balik pelapor. Dalam banyak kasus, strategi ini sering digunakan oleh pejabat yang takut terbongkar.

Ironisnya, Terkadang Mereka bersekongkol dengan pihak yang memiliki kepentingan serupa, termasuk oknum media yang siap menyebar propaganda.

Pertanyaannya sekarang, apakah aparat penegak hukum akan membiarkan skenario licik ini terus berjalan? Ataukah mereka akan bertindak tegas untuk mengusut siapa dalang di balik serangan terhadap dokter pelapor ? Jangan sampai publik justru termakan opini yang sudah didesain oleh pihak yang berkepentingan.

Kasus ini bukan hanya soal dana kapitasi, melainkan juga integritas institusi kesehatan di Sumenep. Jika praktik kotor seperti ini dibiarkan, maka para pelaku korupsi akan semakin merasa kebal hukum, sementara mereka yang ingin membongkar kejahatan justru dikorbankan.

Maka dalam hal ini, Dinas Kesehatan semestinya menjadi garda terdepan dalam pelayanan masyarakat, bukan justru menjadi sarang praktik busuk dengan berupaya membungkam kebenaran dengan cara-cara kotor yang hanya akan memperburuk citra institusi dan merugikan masyarakat.

Saatnya masyarakat melek terhadap skenario jahat yang diduga sedang dimainkan. Tidak boleh ada lagi pembiaran terhadap upaya pembunuhan karakter terhadap mereka yang berani bersuara. Hukum harus berpihak pada keadilan, bukan pada mereka yang memiliki kuasa untuk merekayasa kebenaran

Jika skandal ini tidak segera dituntaskan, maka kita harus bersiap melihat kisah serupa terulang kembali—di tempat yang berbeda, dengan korban yang berbeda, tetapi dengan pola yang sama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *