PADANG, RELASI PUBLIK – Kawasan Maek adalah lahan tambang kekayaan peradaban tertua dunia yang berada di Sumatera Barat. Ada misteri yang mesti kita ungkap dengan baik, pada abad keberapa keberadaan kawasan Maek berada ada ribuan menhir walupun saat ini tinggal hanya kurang dari 1000 menhir karena selama ini terabaikan.
Hal ini disampaikan Ketua DPRD Sumbar Provinsi Sumatera Barat, Supardi, SH dalam acara pembukaan Study Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Maek Berkelanjutan, Padang, Minggu 24 Desember 2023.
Ketua DPRD Sumbar katakan Peradaban Maek ini jika dikelola dengan baik akan dapat menjadi perhatian dunia baik dalam sektor penelitian ilmu pengetahuan juga sebagai wisata dunia berbasiskan budaya dan peradaban dunia.
“Saya berkenyakinan Maek merupakan peradaban pertama di Indonesia. Kita mesti unggap dari hasil fosil tengkorak yang telah ditemuan untuk memastikan keberadaannya pada zaman berapa?. Untuk semua ini kita proses melalui kementerian kebudayaan dan Badan Riset Nasional dan mengirimkan ke laboratoriun di Australia saat ini masih menunggu hasil,” ungkap Supardi.
Supardi menyampaikan amat berterima kasih kepada Dinas Kebudayaan yang telah cepat merespon dengan berbagai kegiatan serta juga Univesitas Negeri Padang yang juga telah melakukan penelitian di nagari Maek selama lebih 2 bulan.
“Dan hasil penelitian UNP itulah yang kita dikusikan hari bersama, pemerintahan nagari Maek, tokoh masyarakat Maek, serta perangkat nagari. Terima Kasih juga atas suport dari Balai Pelestarian Cagar Budaya provinsi Sumbar ini peran penting setiap kita dalam proses bersejarah yang juga ditunggu-tunggu UNESCO, ” terangnya.
Supardi tegas soal Maek bukan masalah yang berhubungan dengan politik, akan tetapi Maek adalah persoalan hargadiri, persoalan budaya dan peradaban, sejarah dan ilmu pengetahuan.
“Ada pergulatan pemikiran sejuta misteri yang mesti kita bongkar, sebagai kekayaan bernilai Sumatera Barat yang jika dikelola dengan baik akan dapat memberikan kebaikan dalam kemajuan pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat Sumbar,” serunya.
Supardi juga katakan, Maek adalah peradaban tertua, jika ini benar adanya tentu akan luar biasa mengemparkan dunia. Menjadi distinasi wisata dunia yang akan membanggakan Indonesia.
“Akan banyak datang berkunjung para wisatawan dunia yang juga akan diikuti oleh para penelitian dunia dari berbagai belahan dunia ingin mempelajari, keberadaan kawasan peradaban Maek. Untuk semua usaha ini kita ingin melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan wisata ini, agar masyarakat dapat merasakan kesejahteraan,” ajaknya.
Acara Study Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Maek Berkelanjutan, dihadiri oleh Kadis Kebudayaan, Dosen-Doren U asal nagari Maek, tokoh-tokoh masyarakat Maek, walinagari, perangkat Nagari, utusan para generasi pemuda Maek.