Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaBERITA UTAMANASIONALTERBARU

Ketua DPRD Sumbar, Dorong Maek dan Menhir Jadi Destinasi Wisata Minat Khusus

27
×

Ketua DPRD Sumbar, Dorong Maek dan Menhir Jadi Destinasi Wisata Minat Khusus

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Supardi saat membuka Festival Maek 2024 di Nagari Maek, Rabu (17/7/2024). (Foto dok/Hms)

LIMA PULUH KOTA, RELASI PUBLIK – Festival Maek 2024 sebagai pintu untuk memperkenalkan Maek dan Menhir ke pentas dunia. Maek memiliki potensi menjadi destinasi wisata minat khusus.

Ini sampaikan Ketua DPRD Supardi dalam sambutannya, saat membuka Festival Maek 2024 di nagari Maek, Rabu (17/7/2024).

Supardi berkeyakinan Peradaban Maek akan menarik banyak peneliti untuk datang ke Negeri Seribu Menhir ini.

“Saat ini sudah hadir para pakar dari Jepang, Mesir, Australia dan Jerman, ini membuktikan Maek menjadi magnet peneliti dunia, karena banyak misteri peradaban yang harus dibuka, dan itu hanya bisa dilakukan oleh peneliti,” terang Supardi.

Menurutnya, wisata minat khusus ini akan lebih mampu untuk membangkitkan ekonomi masyarakat, karena rata rata peneliti akan berada di Maek dalam waktu yang lama.

“Peneliti akan datang ke Maek, dan Payakumbuh selama berminggu minggu bahkan berbulan bulan, harapannya spent money akan mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat, mulai dari kuliner, transportasi, penginapan dan lain sebagainya,” jelas Supardi.

Festival Maek ini adalah mimpi yang terwujud. Sejak 10 tahun yang lalu, mimpinya tentang Maek sangat besar, karena Maek bicara tentang peradaban yang lebih tua dari Indonesia dan Minangkabau.

“Hasil carbondating sementara, yang kini diteliti di Australia memprediksi, tengkorak yang diteliti tersebut dikuburkan pada Tahun 4000 Sebelum Masehi, jauh sebelum nusantara ada, bisa kita bayangkan saat itu Maek sudah menjadi kota besar, sayangnya hingga saat ini belum ada peneliti yang berhasil menyibak misteri dimana kota itu sebenarnya berada,”tegas Supardi.

“Yang ada saat ini adalah komplek pemakaman yang ditandai dengan menhir, dan itu jumlahnya ribuan. Kemana peradaban itu hilang, dari mana peradaban itu berasal, bagaimana kehidupan pada saat itu, apakah ada hubungan dengan peradaban lain. Pertanyaan itu masih menjadi misteri dan tabir itu bisa dibuka dengan penelitian,” tambah Supardi.

Dia berharap Festival Maek ini adalah sebagai pintu masuk menyingkap tabir tersebut. Sehingga menarik minat peneliti dunia hadir di Maek.

Festival Maek yang digelar hingga tanggal 20 Juli mendatang, akan menampilkan berbagai diskusi tentang peradaban Maek, dengan narasumber peneliti dalam dan luar negeri. Selain itu juga akan dipentaskan berbagai atraksi seni tradisi mancanegara dan sejumlah provinsi di Indonesia. (Hms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *