Oleh: Hariyanto, S.Pd
Pemerhati Sosial Kepulauan Kangean
Sumenep, Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah, nyatanya masih ada daerah yang luput dari perhatian, salah satunya adalah Kepulauan Kangean. Jalan protokol yang seharusnya menjadi wajah utama suatu daerah, justru tampak suram saat malam tiba. Penerangan jalan yang minim atau bahkan tidak ada di sejumlah titik membuat perjalanan di malam hari menjadi rawan kecelakaan dan tindak kriminal.
Ironisnya, kondisi ini terus berlangsung seolah tak menjadi prioritas bagi Dinas Perhubungan dan Pemerintah Kabupaten Sumenep. Padahal, Kangean bukanlah wilayah asing atau jauh dari peradaban. Kangean adalah bagian sah dari Kabupaten Sumenep, yang seharusnya mendapatkan hak pelayanan infrastruktur dasar yang sama dengan wilayah daratan.
Lebih dari itu, di Pulau Pagerungan — yang juga bagian dari Kepulauan Kangean — terdapat ladang gas bumi yang dikelola oleh Pertamina. Eksplorasi energi ini tak bisa dipungkiri telah memberikan kontribusi besar bagi pemerintah pusat maupun daerah, baik dari sisi penerimaan negara maupun pertumbuhan ekonomi regional. Namun sangat disayangkan, manfaat itu belum sepenuhnya kembali dirasakan oleh masyarakat sekitar, khususnya dalam bentuk infrastruktur yang layak, seperti lampu penerangan jalan.
Apakah kita harus terus membiarkan warga Kangean berjalan dalam gelap, sementara energi dari bawah tanah mereka ikut menyinari kota-kota besar di tanah Jawa? Pemerintah daerah seharusnya hadir dengan komitmen kuat untuk mewujudkan keadilan pembangunan. Kangean bukan wilayah pinggiran, tapi bagian integral dari Republik ini yang layak mendapatkan perhatian yang setara.
Penerangan jalan bukan semata soal infrastruktur, tapi juga tentang rasa aman, kemudahan mobilitas, dan wujud nyata hadirnya negara bagi rakyatnya. Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Sumenep dan Dinas Perhubungan membuka mata dan hati, bahwa terang di Kangean adalah bagian dari terang bagi Sumenep secara utuh.














