Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHNASIONALPERISTIWATERBARU

Jurnalis Perempuan Indonesia Tidak Hanya Sebagai Peliput

290
×

Jurnalis Perempuan Indonesia Tidak Hanya Sebagai Peliput

Sebarkan artikel ini

SURABAYA, RELASIPUBLIK  – Kurang lebih dari 100 orang Jurnalis perempuan yang tergabung dalam Forum Junalis Perempuan Indonesia (FJPI) dari berbagai Provinsi di Indonesia siap memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Berangkat dari itu , sebagai jurnalis perempuan tidak hanya sebagai peliput dan dia harus memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat, Dewan Pers menilai sejauh ini peran media belum maksimal mencerdaskan masyarakat dalam kehidupan berpolitik. Oleh karenanya, jurnalis perempuan harus lebih peka tidak hanya pada gender, tetapi juga kepada masyarakat umum untuk memberikan pendidikan politik melalui hasil liputannya.” ujar Ketua Dewan Pers , Yoseph Adi Prasetyo saat membuka kegiatan diskusi FJPI dengan tema” Meliput Pemilu Dengan Perspektif Perempuan” di Hotel Four Point’ by Sheraton , Surabaya , beru- baru ini Jumat (8/2/2019).

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini media seperti sedang berpacuan kuda. Saling cepat menayangkan berita yang isinya saling ejek calon presiden tertentu. Kebanyakan media terkesan tidak memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

“ Tidak menapik juga saat ini tokoh politik banyak dari , penyanyi, artis yang tidak punya rekam jejak di politik, tiba-tiba jadi wakil kita di DPR. Jadi, jangan kaget kalau proses legislasi bisa dikatakan buruk. Dari target 90 undang-undang, paling hanya tiga yang di hasilkan. Itupun terkait kepentingan parlemen sendiri. Misalnya, UU MD3. Jadi, pendidikan politik seperti tidak berjalan, kita punya masalah dengan apa yang kita kerjakan. Jurnalisme juga tidak ikut mencerdaskan, apalagi perspektif gender masih diabaikan,” ucapnya..

Untuk itu katanya, jurnalis perempuan, harusnya bisa memberi akses kepada kelompok rentan seperti, masyarakat miskin kota, anak-anak, perempuan dan masyarakat lainnya bisa melakukan sesuatu untuk masyarakat.

“Kita masih punya waktu untuk menjelaskan kepada publik mana yang baik dipilih. Peran jurnalis bisa melihat ini semua dengan perspektif perempuan,” jelasnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Anggota Dewan Pers Ratna Komala, Jimmy Silalahi, Pembina FJPI Prof Bagir Manan, para Pemimpin Redaksi perempuan seperti, Pemred Trans /CNN Indonesia Titin Rosmasari, Pemred Rajawali TV Yulia Supadmo, Pemred Femina Petty S Fatimah, dan Direktur Eksekutif SEAPA, Tess Bacala. Selain itu, hadir juga Direktur Perludem, Titi Anggaraini sebagai narasumber diskusi.

Dalam kesempatan yang sama pada malam itu , Ketua Pembina FJPI, Bagir Manan juga memaparkan, tidak hanya media dan jurnalis yang turut berperan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, partai politik juga harusnya punya peran lebih besar dalam mencerdaskan masyarakat.” tegas dia.

“Selain itu, partai politik juga harus menyiapkan kader-kader perempuannya yang siap dan punya kemampuan untuk menjadi wakil rakyat dan wakil perempuan. Jadi, tidak hanya sekedar memenuhi 30 persen keterwakilan perempuan saja. Tapi, juga benar-benar menyiapkan kader perempuan yang punya standar,” ujarnya.

Diskusi FJPI dengan tema “Meliput Pemilu Dengan Perspektif Perempuan”, di Hari Pers Nasional 2019, FJPI juga melaunching buku “Jurnalis Perempuan Meliput Indonesia, 50 Kisah di Balik Berita”. Buku itu berisi tentang kisah para jurnalis perempuan dari berbagai daerah di Indonesia dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.

Dan pada malam itu juga, FJPI Pusat mengukuhkan terbentuknya FJPI Jawa Timur Pada Hari Pers Nasional 2019 di Surabaya .(Dewi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *