JAKARTA, RELASI PUBLIK—Presiden China, Xi Jinping mengundang Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan jajaran kabinetnya menikmati jaringan metro dan kebesaran bangunan di kota Chengdu, Propinsi Sichuan.
Kota Chengdu dipilih, bukan Beijing karena transportasi di kota tersebut terbilang handal dan kota tersebut memiliki New Centruy Global Center, bangunan terluas di dunia dengan floor area sekitar 1,7 juta meter persegi.
Undangan dari Presiden Xi Jinping ini berhubungan dengan sepuluh tahun kemitraan strategis komprehensif Indonesia-China yang dirayakan dengan pertemuan bilateral di Chengdu, China pada 27-28 Juli 2023 lalu.
Kota Chendgu dipilih agar Presiden Jokowi terkesan dengan pembangunan kota, infrastruktur jalan dan kemegahan bangunan terluas didunia.
Apa yang dilakukan Presiden Xi Jinping itu menurut pakar Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat dalam keterangan tertulisnya pada media massa Minggu 30 Juli 2023, sangat cerdas karena mengetahui ambisi Presiden Jokowi ingin memiliki IKN namun belum punya investor dan tata kota barunya.
Achmad Nur Hidayat menilai, Cina seolah siap menjadi mitra strategis jangka panjang Indonesia dalam membangun IKN. Karena itu, Xi Jinping dan Jokowi sepakat dengan 8 kesepakatan ekonomi, meski minus kehadiran para Menteri Koordinator Kebijakan Ekonomi, Menteri Keuangan dan Bappenas, namun kesepakatan itu cukup komprehensif.
Kesepakatan itu adalah Protokol tentang Persyaratan Pemeriksaan dan karantina untuk Ekspor Serbuk Konjac dari Indonesia ke Tiongkok, Protokol tentang Persyaratan Phytosanitary untuk Ekspor Tabasheer dari Indonesia ke Tiongkok, Rencana Aksi Kerja Sama Bidang Kesehatan. Nota Kesepahaman tentang Pusat Penelitian dan Pengembangan Bersama, Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Perencanaan Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman terkait Pemindahan Ibu Kota Baru Indonesia.
Kemudian juga ada Nota Kesepahaman tentang Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Tiongkok “Two Countries, Twin Parks, Nota Kesepahaman tentang Pendidikan Bahasa Tiongkok dan terakhir Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Ekonomi dan Teknis. (Rangga EK Fadil)