RELASIPUBLIK.com Painan – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), sejak Selasa malam, hingga saat ini Rabu, (20/9), telah menyebabkan terjadinya longsor ditiga titik lokasi, yakni Siguntur Mudo, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kampung Limau Hantu, Kecamatan Batang Kapas, dan Bukit Putus, Kecamatan IV Jurai.
Informasi yang diterima relasipublik.com, longsor yang terjadi di kawasan Siguntur Mudo, diketahui sekitar pukul 14.00 WIB, sehingga mengakibatkan akses lalu lintas Padang-Painan menjadi terganggu, dikarenakan tumpukan material tanah dan ranting pohon menghambat badan jalan. Selain itu, kondisi jalan juga menjadi licin dikarenakan hujan yang tak kunjung reda.
“Longsor ini terjadi, dikarenakan akibat hujan deras yang terjadi sejak Selasa malam. Akibatnya tanah yang berada dilereng perbukitan itu menjadi lembab, sehingga tak mampu lagi menahan tekanan air hujan yang turun,” sebut Irwando dilokasi. Rabu (20/9).
Dikatakannya, saat bencana longsor terjadi, beruntung kondisi jalan dalam keadaan sepi, karena cuaca masih hujan. Sehingga tidak menyebabkan korban saat bencana tersebut terjadi. Menurutnya, longsor yang terjadi dikawasan Siguntur Mudo KM 33 itu, baru bisa dilewati kendaraan setelah adanya partisipasi masyarakat untuk membersihkannya secara swadaya.
“Tadi kita bersihkan secara swadaya dengan peralatan seadanya. Sekitar pukul 16.00 WIB sejumlah kendaraan sudah mulai bisa melewati jalan itu secara bergantian. Warga hanya membersihkan khusus untuk lewat kendaraan saja, sisanya tentu harus menggunakan alat berat,” sebutnya lagi.
Sementara itu, longsor yang terjadi di Kampung Limau Hantu, Kenagarian Teratak Tempatih, Kecamatan Batangkapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), menyebabkan sejumlah warga yang hendak beraktivitas diluar rumah menjadi terisolasi. Dikarenakan tumpukan material longsor yang belum bisa dievakuasi sampai saat ini. Rabu (20/9).
“Sampai saat ini, pukul 16.00 WIB, jalan masih belum bisa dilewati. Bahkan sejumlah anak-anak Sekolah yang bermukim di Kampung Limau Hantu, terpaksa libur Sekolah. Sebab, tumpukan longsor yang menghambat akses jalan,” sebut Ujang (48), warga setempat.
Sementara itu, Camat Batangkapas Zoni Eldo, ketika dihubungi Haluan, membenarkan adanya longsor sekitar 25 meter di Kampung Limau Hantu. Menurutnya, selain terganggunya akses jalan, sekitar 30 KK masyarakat yang bermukim di daerah itu, tak dapat beraktivitas diluar rumah.
“Kampung Limau Hantu memang termasuk daerah yang rawan longsor. Hingga saat ini masyarakat masih terisolasi, dikarenakan lokasi longsor tersebut merupakan akses utama bagi warga keluar daerah,” sebutnya saat itu.
Ditambahkan, terkait kondisi itu, pihaknya sudah melaporkan kepada BPBD Pessel untuk segera mendatangkan alat berat dan dilakukan evakuasi material longsor. Namun, pihak BPBD mengaku kesulitan membawa alat berat kelokasi dikarenakan medan yang sulit dan jauh. Akhirnya petugas BPBD melanjutkan perjalanan ke daerah Siguntur Mudo, Kecamatan Koto XI Tarusan, untuk melakukan evakuasi tumpukan material yang saat itu, juga terkena longsor.
“Rencananya besok kita lakukan goro secara swadaya bersama masyarakat. Sebab, kalau mendatangkan alat berat tidak memungkinkan ke daerah itu. Selain medan yang sulit, jalannya juga sempit,” tutupnya.
Dihubungi terpisah, Kepala BPBD Pessel Prinurdin, mengatakan, terkait bencana longsor yang terjadi saat ini, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan BPBD Sumbar, untuk membantu proses evakuasi sejumlah material longsor di jalan Nasional tersebut.
“Ya, dikarenakan longsor yang terjadi di Siguntur Mudo, Kecamatan Koto XI Tarusan, berada dijalan nasional, maka kita perlu berkoordinasi dengan BPBD Provinsi. Mudah-mudahan mereka bisa mendatangkan alat berat,” sebutnya.
Sementara itu, longsor yang terjadi di kampung Limau Hantu, Kenagarian Teratak Tempatih, ia mengaku sudah menurunkan petugas sebanyak 10 orang, guna melakukan evakuasi. Dan saat ini, petugas sudah menuju lokasi membawa sejumlah peralatan seperti cangkul, sekop, dan sebagainya.
Ia mengakui, Kampung Limau Hantu, memang merupakan daerah yang sangat rawan longsor dikarenakan kondisi tanah labil berada pada pinggiran bukit dan sungai. Jika hujan mengguyur, maka tak jarang daerah itu akan terkenan banjir dan longsor. Ia mangatakan, dari 10 personel yang diturunkan, sebagian disiagakan untuk membantu warga, jika sewaktu-waktu terjadi banjir.
“Kita menghimbau kepada seluruh warga yang bermukim disepanjang aliran sungai atau dilereng perbukitan. Agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap anomali cuaca saat ini. Sebab, berdasarkan data dari BMKG hingga tiga bulan kedepan, Pessel berkemungkinan diguyur hujan dan badai,” tutupnya. (Oks/RP)