PADANG, RELASI PUBLIK – Hari Tani Nasional (HTN) diperingati setiap 24 September, saat diputuskan Presiden RI Ir Soekarno 1963 lalu, Hari Tani Nasional diperingati setiap tahun.
Saat persetujuan Hari Tani Nasional itu, Bung Karno menyebut hidup mati sebuah negara ada di sektor pertanian negara tersebut
Luar biasa Indonesia menempatkan petani di posisi terhormat, posisi itu tak berbanding lurus dengan kondisi ekonomi dan kehidupan pak tani dan buk tani kekinian.
Petani nestapa adalah berita keseharian, bahkan tak menarik dan jarang menajadi trending topics. Harga pupuk selangit sekedar menjawab kebutuhan informasi televisi atau media mainstream, jarang menjadi viral apalagi merubah pola distribusi pupuk.
Harga gabah dan beras anjlok atau meroket tetap saja petani penghasilannya dapat pagi habis petang. Terus apa lagi dan apa ada secercah kebaikan dari momentum HTN 2023.
Jangan pesimis apalagi pasrah pak ibu tani. Tetap tegar hadapi semua sengkarut dunia pertanian ini dengan kepala tegak dan tangan kekar mu mengepal ke atas, tanda semangat.
Petani adalah profesi mulia, pak ibu tani itu adalah aktifis atau pejuang bahkan petarung kehidupan, selagi matahari bersinar maka kehidupan pasti berjalan. Masih banyak para akademisi, praktisi maupun aktifis kehidupan lain pro kepada pak ibu tani.
Tanah Indonesia ini sangatlah luas, negara ini adalah agraris, ada potensi luar biasa bagi harkat martabat kaum tani negeri. Banyak metode untuk menjadikan mimpi pak ibu tani jadi kenyataan.
Saatnya berikhtiar bersama menjadikan lakon kehidupan sebagai petani jadi kebanggaan.
Perbanyak diskusi, ada metode hebat diretas oleh tokoh petani Sumbar seperti diunggah di chanel youtube “Dangau Inspirasi Uda Djoni” yakni Basawah Pokok Murah, penulis menyebutkan BBM (Basawah Bapokok Murah). Semua yang dari sawah harus dikembalikan ke sawah.
Lewat metode ini, petani menjerit karena pupuk mahal atau langka, atau pengguanan racun untuk membasmi hama atau menyuburkan tanah lewat bahan kimi tidak dikenal pada metode BBM ini.
Apa mungkin petani kaya? Sangat mungkin sekali. Dengan pola back to natural itu, semua berproses, tapi bagi petani yang mencobanya ternyata hasilnya buat ngiler petani basawah bapokok mahal. Fakta di Chanel Youtube Dangau Inspirasi Uda Djoni itu, seprempat hektar sawah, modalnya cuman Rp 250 ribu sampai panen. Waooo..
Dengan modal dan hasil yang dicapai setelah panen, siapa yang meragukan petani dengan metode Basawah Bapokok Murah bisa sekolahkan anak ke perguruan tinggi, atau bisa naik haji/umrah sekali setahun, atau beli Pajero, luar biasaa.
Hari Tani Nasional harus menjadi spirit pak ibu tani untuk merevolusi roda kehidupan. Dan jangan ragu kalau kedepan di Sumbar ini ada Rumah Pengaduan Petani, atau bisa saja terwujud regulasi berujud Peraturan Daerah Perlindungan Petani, bahkan penulis yang juga seorang Calon Legislatif di Baliho dan di Podcast Ngopi Toad tegas mengatakan siap pasang badan untuk lahirnya Perda Perlindungan Petani di Sumatera Barat, luar biasa.
Bahkan calon senator DPD RI Nurkhalis juga berteriak Petani Menang, dan pas di Hari Tani Nasional 24 September melaunching Rumah Pengaduan Petani.
Ini semacam advokasi bagi pak ibu tani Sumbar untuk setara dihadapan hukum dalam masalah pertanian, yang jelas Rumah Pengaduan Petani atau cita-cita legislasi penulis melahirkan Perda Perlindungan Petani, tidak lain dan tidak bukan untuk menasbihkan Bangga Jadi Petani. (Rilis)