SUMBAR, RELASI PUBLIK — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, mencanangkan gerakan “Farm the Future” atau pertanian masa depan, di Auditorium Gubernuran, Kamis (9/10/2025).
Gerakan ini menjadi langkah strategis untuk menumbuhkan kembali semangat generasi muda agar mencintai dunia pertanian — sektor yang diyakini akan menjadi kunci menghadapi krisis pangan global.
“Gerakan Farm the Future kita hadirkan untuk membangkitkan minat anak muda bertani. Sekaligus menjadi jawaban dari isu tantangan krisis pangan dunia,” ujar Mahyeldi dalam sambutannya.
Tantangan Regenerasi Petani
Mahyeldi menyoroti kondisi regenerasi petani yang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan Sensus Pertanian 2023, hanya 21,93 persen petani di Sumbar yang tergolong milenial berusia 19–39 tahun.
“Artinya, generasi muda semakin menjauh dari ladang. Kalau hari ini kita tidak bergerak, 10 atau 30 tahun ke depan siapa yang akan menanam, siapa yang akan memproduksi pangan?” tegasnya.
Selain persoalan regenerasi, Gubernur juga menyinggung tantangan produktivitas yang masih relatif stagnan, sementara tuntutan pasar semakin kompetitif.
“Produktivitas padi kita masih di kisaran 5 ton per hektare. Beberapa waktu lalu, inflasi sempat dipicu oleh gangguan produksi cabai merah. Ini tantangan sekaligus peluang untuk menghadirkan pertanian cerdas berbasis teknologi,” jelasnya.
Pertanian Cerdas dan Inovatif
Mahyeldi menilai bahwa pertanian masa depan bukan lagi soal kerja fisik semata, melainkan kerja intelektual, riset, dan inovasi.
Ia mencontohkan penerapan green house untuk menghadapi cuaca ekstrem dan hidroponik sebagai solusi keterbatasan lahan di wilayah perkotaan.
“Kita ingin anak muda melihat bahwa pertanian hari ini bukan lagi pekerjaan yang kotor dan melelahkan, tetapi ruang kreasi yang penuh peluang — dari hulu hingga hilir,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mahyeldi menekankan bahwa gerakan Farm the Future membuka jalan bagi startup pertanian dan ekosistem ekonomi agro berkelanjutan.
“Kita ingin pertanian menjadi sumber ekonomi yang kuat dan membawa keberkahan bagi Sumatera Barat. Dari tanah, kita tumbuhkan kehidupan,” kata Mahyeldi penuh makna.
Petani: Profesi Modern dan Bergengsi
Sementara itu, Mursalim, inisiator gerakan Farm the Future for Food Security and Sustainable Economy, menyebutkan bahwa visi utama gerakan ini adalah mengubah cara pandang generasi muda terhadap profesi petani.
“Pertanian bukan lagi kerja tangan, tapi kerja pikiran dan inovasi. Kami ingin milenial Sumbar melihat profesi petani sebagai karier yang cerdas, keren, dan berprestasi,” ujarnya.
Kolaborasi Lintas Sektor
Sebagai bentuk komitmen bersama, pencanangan gerakan ini turut diwarnai dengan penandatanganan komitmen kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Forkopimda, perbankan, BUMN, media, kelompok petani milenial, dan mahasiswa.
Langkah ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan sektor pertanian Sumatera Barat dengan semangat baru — gerakan yang digerakkan oleh kaum muda, teknologi, dan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau. (adpsb/nov/bud)














