JATIM, RELASI PUBLIK – Dugaan pemotongan dana kapitasi di Kabupaten Sumenep terus mengemuka. Selain adanya pemotongan dengan persentase bervariasi, kini muncul indikasi pemotongan kedua yang diduga dilakukan oleh pihak puskesmas sendiri. Menurut informasi yang diperoleh, modus pemotongan pertama dilakukan dengan penguasaan buku rekening oleh bendahara puskesmas. Kamis,30/1/2025.
Menurut sumber lain, Saat pencairan di bank swasta BPRS, oknum bendahara disebut mengkoordinir KTP seluruh tenaga medis. Hal ini dikeluhkan oleh beberapa pihak yang merasa dirugikan.
Selain itu, Beragam pengakuan terkait dugaan ini pun bermunculan seperti di puskesmas kangayan dipotong 15 persen.
” Untuk PKM Kanyan dipotong 15 persen. Bahkan pemotongannya pernah naik 5 persen waktu akreditasi, Tapi sekarang turun lagi pemotongannya, ” Ucap inisial S Salah satu dokter di Puskesmas Kangayan Pada tim media ini
Bahkan, Beberapa sumber menyebut bahwa pemotongan dana kapitasi sudah berlangsung sejak tahun 2015, Artinya, praktik ini diduga juga sudah terjadi sejak kepemimpinan Agus Mulyono sebagai Kepala Dinas Kesehatan Sumenep yang kini telah pensiun.
Upaya konfirmasi kepada eks kadinkes Sumenep, Agus Mulyono telah dilakukan beberapa kali, Namun hingga kini ia belum memberikan tanggapan terkait dugaan pemotongan dana kapitasi tersebut.
Dugaan praktik pemotongan ini disebut berlanjut hingga era kepemimpinan drg. Ellya Fardasah, M.Kes sebagai Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep.
Salah satu modusnya, dana kapitasi ditransfer utuh ke rekening penerima dalam tiga bulan, sebelum akhirnya dikirim ke rekening lain yang diduga dikendalikan oleh pihak koordinator puskesmas.
Ketika dikonfirmasi, salah satu dokter yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pemotongan dana kapitasi berkisar 25 persen.
Di wilayah tertentu seperti Kecamatan Sapeken, pemotongan disebut bervariasi, mulai dari 10 persen hingga 13 persen. Dugaan penyelewengan ini tengah dalam penyelidikan lebih lanjut. Pihak berwenang masih menelusuri ke mana aliran dana tersebut bermuara dan siapa saja yang terlibat dalam praktik ini.
Selain dugaan pemotongan, bukti baru menunjukkan indikasi gratifikasi. Data yang diperoleh redaksi mengungkap bahwa dana kapitasi yang sudah masuk ke rekening penerima kembali dikirim ke rekening lain.
Saat dikonfirmasi mengenai dugaan gratifikasi ini, Kadinkes P2KB drg. Ellya Fardasah merespons singkat. “Mohon maaf Mas, waktu wawancara sudah jelas saya sampaikan,” ujarnya.
Kasus ini masih terus berkembang, dan publik menantikan transparansi serta langkah tegas dari pihak terkait dalam mengusut dugaan penyimpangan dana kapitasi di Sumenep.
( Noung daeng )