Kab. Solok – Mengenai surat mosi tak percaya yang ditandatangani oleh sejumlah anggota dewan terhadap Ketua DPRD Kabupaten Solok, Dodi Hendra, membuat situasi politik gusar. Pasalnya, masyarakat sangat cemaskan hal tersebut bakal berdampak besar terhadap Dodi. Namun seiring dengan itu, kian hari dukungan moril terus mengalir untuknya.
Diketahui bahwa tidak semua anggota DPRD Kabupaten Solok yang ikut menandatangani surat mosi tak percaya tersebut. Artinya, banyak dari Fraksi Partai yang enggan ikut serta. Tentunya, dengan latar belakang mempercayai Dodi Hendra.
Sebelumnya alasan mosi tak percaya dilayangkan karena Dodi Hendra disebagian isu dikatakan tidak demokratis dan arogan. Ironisnya, tidak disebutkan jenis pelanggaran aturan yang dilakukannya.
Salah seorang tokoh pemuda di Kabupaten Solok, Suhan Jagara Koto, SH sangat menyayangkan hal itu terjadi di daerahnya. Dirinya, mengatakan persoalan mosi tak percaya tersebut bisa jadi membuat hati masyarakat terluka.
“Dodi Hendra itu kandidat dengan suara terbanyak, sudah pasti pendukungnya merasa terluka dengan kondisi seperti itu. Bayangkan saja, kesalahan yang dilakukannya tidak jelas serta belum terukur secara aturan hukum, namun tiba tiba ada saja mosi tak percaya ini?,” ujar Suhan, Jumat (18/6/21).
Selanjutnya, Suhan justru melihat hal ini menjadi pemicu kekuatan pendukung Dodi Hendra makin solid. Wajar bila warga tidak terima dengan pernyataan yang dianggap tidak tepat sasaran dilayangkan kepada wakil rakyat yang mereka cintai.
“Kan semuanya harus dengan jalur dan ketentuan yang jelas ukuranya. Jangan bertindak blunder, jika belum mempertimbangkan bobotnya di depan rakyat yang menonton. Wakil rakyat itu corong aspirasi, pemikiran dan pastinya bukanlah orang bodoh yang asal bertindak ,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Solok, Dodi Hendra masih bersikap tenang. Dirinya beranggapan bahwa ada sesuatu yang ingin menggoyang posisinya. “Biasalah, dalam politik sering terjadi hal seperti ini,” celetuk Dodi.
Dodi berharap proses politik harus dilakukan dengan ukuran yang jelas. Jangan sampai hal yang tidak bisa dibuktikan terkesan dipaksakan, misalnya saja seperti yang ia rasakan saat ini ketika mendapat mosi tak percaya tanpa melakukan kesalahan.
“Saya dipercaya rakyat dan saya tidak akan menghianati rakyat. Lebih baik dibenci kawan, daripada dibenci rakyat,” sebut Dodi.
Lalu, Dodi Hendra memaparkan bahwa selama ini dirinya bertindak dan bekerja sebagai wakil rakyat masih dalam koridor yang wajar.
“Saya tidak mau asal asalan memberikan tanda tangan terkait regulasi anggaran, dengan tegas saya menolak yang tidak jelas, karena itu uang rakyat! Saya menegaskan, bukan arogan,” jelasnya.
Sebelumnya, Dodi Hendra menjelaskan bahwa dia sangat menyayangkan hal itu terjadi. Baginya, yang paling penting saat ini tetap bisa bekerja dan memperjuangkan rakyatnya.
“Sejauh rakyat masih memberikan kepercayaan penuh, saya akan tetap berjuang untuk Kabupaten Solok. Saya bangga telah belajar dari sosok Bapak Prabowo Subianto, yang tegas dalam memperjuangkan rakyat Indonesia ini,” ungkapnya.
Dodi Hendra mempertegas bahwa dirinya masih Ketua DPRD Kabupaten Solok yang sah saat ini dengan tupoksi jelas.
“Setiap kebijakan tentu harus ditandatangani pimpinan. Apalagi saya membawa moral partai dalam bertugas,” pungkas Ketua DPRD Kab. Solok, Dodi Hendra. (Red)