Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Digagas Wagub Sumbar, Bahasa Minang Resmi Diimplementasikan di BIM

328
×

Digagas Wagub Sumbar, Bahasa Minang Resmi Diimplementasikan di BIM

Sebarkan artikel ini
Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Vasko Ruseimy bersama rombongan saat berada di Bandara Internasional Minangkabau. (Dok, Adpsb)

SUMBAR, RELASI PUBLIK – Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah resmi mengimplementasikan penggunaan Bahasa Minang dalam sistem pengumuman keberangkatan dan kedatangan penerbangan.

Inisiatif pelestarian budaya Minangkabau ini merupakan hasil usulan dari Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Vasko Ruseimy, yang bertekad menjadikan gerbang utama provinsi tersebut sebagai etalase kekayaan budaya lokal.

“Saya ingin memastikan BIM sebagai pintu gerbangnya Sumbar ikut melestarikan budaya Minangkabau,” ungkap Vasko Ruseimy beberapa waktu lalu.

Pengumuman dalam Bahasa Minang kini, katanya, diperdengarkan berdampingan dengan Bahasa Indonesia dan Inggris, memberikan nuansa kental budaya lokal bagi para penumpang.

Tidak hanya sebatas penggunaan bahasa daerah, inisiatif pelestarian budaya ini juga mencakup aspek visual dan auditori lainnya.

Vasko menjelaskan bahwa petugas bandara kini mengenakan atribut khas Minangkabau seperti baju adat dan deta (penutup kepala tradisional).

Suasana bandara juga semakin mencerminkan kearifan lokal dengan pemutaran musik tradisional Minangkabau di area-area publik.

“Semoga ini bisa menjadi obat rindu bagi para perantau Minangkabau dan juga sebagai mercusuar bahwa Sumbar terus menjaga pelestarian adat Minangkabau,” kata Wagub Sumbar optimis.

Pada kesempatan peresmian tersebut, Vasko langsung menyimak langsung pengumuman informasi penerbangan dalam Bahasa Minang.

Ia juga menegaskan kepada pihak pengelola BIM agar penerapan elemen budaya Minangkabau tidak bersifat sementara.

Program yang awalnya diujicobakan pada masa arus mudik ini diharapkan dapat berlanjut secara konsisten.

“Saya meminta untuk dilakukan seterusnya, bukan hanya pada saat momen Idul Fitri saja,” tegas Vasko menekankan pentingnya konsistensi dalam upaya pelestarian budaya.

Vasko menilai, penggunaan Bahasa Minang di ruang publik sekelas bandara internasional sebagai langkah nyata dalam menjaga eksistensi bahasa daerah di tengah arus globalisasi.

“Para pengunjung bandara kini dapat merasakan pengalaman budaya Minangkabau sejak pertama kali menginjakkan kaki di BIM. Nuansa keminangkabauan yang kental diharapkan dapat memberikan kesan mendalam bagi wisatawan, sekaligus menumbuhkan rasa bangga bagi masyarakat lokal terhadap identitas budaya mereka,” katanya.

Penerapan bahasa dan elemen budaya Minangkabau di BIM, katanya, merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan warisan budaya.

Langkah ini sejalan dengan upaya memperkuat identitas daerah sekaligus mempromosikan kekayaan budaya Minangkabau kepada para pendatang dan wisatawan.

“Keberhasilan implementasi program ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengintegrasikan nilai-nilai tradisional ke dalam infrastruktur modern, menciptakan keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya,” imbuhnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *