SAWAHLUNTO, RELASI PUBLIK – Jaringan Penggerak Moderasi Beragama (JPMB) Sumatera Barat menggaet Pemerintah Kota Sawahlunto dan Forkopimda dalam kegiatan Seminar dan Deklarasi Kebangsaan, Senin (19/02).
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Sentra Produksi IKM Sawahlunto tersebut dihadiri 250 Siswa/i dan Santriwan/Wati se Kota Sawahlunto.
Wali Kota Sawahlunto yang diwakili Sekdako Dr Ambun Kadri menyampaikan bahwa Sawahlunto menjadi pilihan yang tepat untuk pelaksanaan Seminar dan Deklarasi Kebangsaan yang mengusung tema “Penguatan Moderasi Beragama” tersebut.
“Sawahlunto pilihan yang tepat, kita menjadi Kota dengan indeks toleransi yang baik, masyarakat kita terbiasa dengan keberagaman” ucapnya.
Ambun Kadri menambahkan bahwa Sawahlunto sebagai kota tambang menjadi alasan keberagaman terbentuk. Hal itu mendorong terbentuknya masrakat dengan ragam etnis dan kepercayaan.
“Sebagai kota tambang, hal ini menjadikan Kota Sawahlunto memiliki masyarakat yang ragam etnis. Karena keberadaan tambang tersebut banyak menarik orang-orang luar datang dan menetap, sehingga masyarakat kita terbiasa dengan keberagaman,” tambahnya.
Koordinator JPMB Sumatera Barat, M Hafiz Al Habsy menyampaikan bahwa praktik moderasi beragama telah dicontohkan para founding father kita. Yakni Moh Hatta yang memfasilitasi perubahan sila pertama Pancasila pada awal kemerdekaan.
“Moderasi Beragama bukan soal mengenyampingkan urusan agama, tetapi bagaimana kita saling menghormati kepercayaan orang lain. Hal ini dicontohkan Bung Hatta sebagai salah satu tokoh yang memfasilitasi perubahan Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluknya” menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa”,” ucapnya.
Kemudian Fadlih Rifenta, S.Pdi, M.Ag. ketua MUI Sawahlunto yang juga sebagai Narasumber dalam paparannya pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa moderasi beragama telah ada semenjak masa Nabi Muhammad SAW.
“Moderasi Beragama sudah ada dan sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, hal ini kita lihat dari sikap Nabi Muhammad terhadap pamannya Abu Lahap yang tidak memeluk agama Islam, bahkan sangat membenci ajaran Islam,” sampainya.
Di penghujung acara, M Hafiz Al Habsy selaku Koordinator JPMB Wilayah Sumatera Barat memimpin deklarasi bersama Forkopimda, dan seluruh hadirin. Adapun enam poin deklarasi sebagai berikut:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Setia Kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
3. Siap menguatkan toleransi untuk kerukunan umat beragama dengan menjaga citra Indonesia di luar negeri.
4. Siap melawan intoleransi, radikalisme, terorisme, dan separatisme untuk menjaga keutuhan NKRI.
5. Siap mencegah dan menangkal adanya paham-paham ekstrem transnasional yang dapat mengancam ideologi bangsa.
6. Siap berkontribusi, berbakti dan bertanggung jawab untuk kepentingan bangsa Indonesia.