TANAH DATAR, RELASI PUBLIK – Berselimut dinginnya udara malam dan panasnya api kompor, puluhan anggota Barisan Muda Captain (BMC) berperang melawan rasa lapar para penyintas galodo (banjir bandang) di dapur umum Otewe Sumbar Peduli, yang berada di Simpang Manunggal, Limo Kaum, Tanah Datar. Sampai hari ketujuh posko itu berdiri, para relawan BMC telah memasak hingga 1.500 porsi makanan.
Ibarat sebuah pertempuran, penanganan pascabencana galodo yang melanda Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar juga membutuhkan pasukan. Salah satu lini terpenting ialah petugas di dapur umum dan logistik. Mereka bertugas memerangi rasa lapar para korban yang tengah berduka karena baru saja kehilangan sanak keluarga dan harta benda.
“Alhamdulillah, bantuan makanan lancar dari posko ini. Jika kami tidak sempat datang ke posko ini, adik-adik BMC selalu mengantarkan makanan ke tempat korban di posko pengungsian,” tutur Ena, wanita paruh baya yang kehilangan ibunya akibat bencana galodo.
Ena menceritakan bahwa bencana yang telah merenggut nyawa orang tuanya itu datang tiba-tiba. Tidak seorang pun warga yang siap saat air dalam jumlah besar yang bercampur batu dan kayu menerjang dari hulu sungai. Seketika rumah-rumah yang berada di bantaran sungai hancur luluh lantak, kemudian hanyut terbawa air galodo.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban galodo di Tanah Datar berjumlah 34 orang. Lima orang di antaranya belum teridentifikasi. Sementara itu, korban yang hilang ada sebanyak 13 orang dan puluhan rumah rusak berat.
Untuk meringankan kesedihan para korban itu, politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Epyardi Asda, berencana membangunkan kembali rumah-rumah warga yang rusak akibat galodo. Hal itu ia ungkapkan saat menyaluran paket bantuan senilai Rp1 miliar secara langsung kepada korban bencana.
“Tahun ini di Kabupaten Solok kita dapat bedah rumah sebanyak 2.000 unit. Nanti, anak saya Athari akan mengupayakan untuk membawa sebagian kesini supaya korban bencana bisa mendapatkan rumah kembali,” kata Epyardi, Minggu (19/5/2024).
Athari Gauthi Ardi yang merupakan putri Bupati Solok tersebut ialah anggota DPR RI dari Komisi V yang membawahi bidang infrastruktur dan perhubungan. Melalui dana pokok pikiran (pokir), ia bisa menyalurkan bantuan bedah rumah untuk korban bencana di Sumatera Barat.
“Dapil (daerah pemilihan) saya adalah Sumbar 1. Tetapi soal urusan bencana, saya ingin berkontribusi untuk membantu semua, mau itu dapil saya atau bukan. Penanggulan bencana ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujar Athari saat mendampingi Epyardi menyalurkan bantuan di Agam dan Tanah Datar.
Saat penyaluran bencana itu Epyardi dan Athari juga memantau dapur umum yang didirikan tim Epyardi sejak hari pertama pascabencana. Ada dua dapur umum milik Otewe Sumbar Peduli, yakni di Simpang Manunggal, Limo Kaum, Tanah Datar, dan di Bukik Batabuah, Canduang, Agam. Sementara itu, di Pandai Sikek, X Koto, Tanah Datar, tim Otewe Peduli berkolaborasi dengan penduduk sekitar dalam mengelola dapur umum.
“Setiap hari kita di Limo Kaum membagikan hampir 300 porsi makanan kepada relawan dan korban bencana. Di Agam begitu pula. Bahkan saya dengar ada seorang relawan kami yang jatuh sakit akibat kelelahan karena korban dan relawan yang datang ke dapur umum terus membeludak setiap hari,” kata politisi PAN, Alex Syahputra.