Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHSENI & BUDAYATERBARU

Buka Bimtek LKAAM Sumbar, Gubernur Mahyeldi Tegaskan Tidak Ada Pemekaran KAN

562
×

Buka Bimtek LKAAM Sumbar, Gubernur Mahyeldi Tegaskan Tidak Ada Pemekaran KAN

Sebarkan artikel ini
Gubernur Mahyeldi Ansharullah bersama Pengurus LKAAM se-Sumbar di Hotel Grand Royal Denai Bukittinggi. (Foto dok/NV)

BUKITTINGGI – Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) harus terdepan dalam upaya peduli dalam pelestarian adat dan budaya. Juga memberikan pemahaman tentang nilai dan dari budaya itu sendiri kepada generasi muda.

Hal itu diungkapkan Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi dalam pembukaan Bimtek Peningkatan Kapasitas Lembaga Adat tahun 2023 yang diikuti Pengurus LKAAM se-Sumbar di Hotel Grand Royal Denai Bukittinggi, Jum’at (23/6/2023).

Menurut Gubernur Buya Mahyeldi, karakteristik dari budaya Minangkabau adalah demokrasi, dimana semua elemen memiliki hak yang sama dalam berpendapat. Puncaknya, meski ada perbedaan-perbedaan tetapi kemudian disatukan kesepakatan melalui musyawarah sebagai keputusan tertinggi.

Nilai-nilai demokrasi yang luhur di masyarakat Minangkabau ini jauh sebelum ada pelajaran demokrasi pada masa sekarang. Karena itu, jadilah Sumbar sebagai percontohan demokrasi yang jauh dari hal-hal yang merusak, jauh dari fitnah, kebohongan dan adu domba.

Kemudian tentang nagari di Minangkabau adalah satu kesatuan hukum adat secara historis, mengatur adat, budaya, hak asal usul, menjunjung tinggi adat basandi syarak, syarak bersendikan Kitabullah dalam geografis salingka nagari.

Sumbar memiliki 544 Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang berada di nagari yang setiap KAN memiliki kekhasannyq sendiri. Jumlah 544 itu tidak akan bertambah meskipun jumlah nagari bertambah karena pemekaran.

“Karena itu jangan sampai ada pula KAN yang ganda atau dualisme di nagari. Tidak boleh itu, karena tidak ada kubu-kubuan dalam KAN karena KAN itu adalah kumpulan Ninik Mamak yang memiliki sako di nagari. Maka menjadi tugas LKAAM adalah menjaga keutuhan KAN dan memfasilitasi jika terjadi dualisme atau perpecahan KAN,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi.

Pemprov Sumbar juga sedang giat-giatnya melakukan kegiatan pelestarian adat Minangkabau ini, salah satunya dengan muatan lokal di sekolah-sekolah. Juga dengan Belajar Merdeka Merdeka Belajar.

Dengan adanya LKAAM maka pelestarian nilai-nilai adat Minangkabau ini harus terus berjalan di Sumbar dan jangan lupa juga melakukan pewarisan kepada yang lebih muda.

Ketua LKAAM Sumbar yang diwakili Sekum Drs. Jasman Rizal Dt Bandaro Bendang menyampaikan terima kasih kepada Pemprov atas penyelenggaraan Bimtek Peningkatan Kapasitas ini, karena sudah lama LKAAM Sumbar tidak menerima bantuan APBD Provinsi.

“LKAAM memiliki banyak program dalam tugasnya sebagai pelestarian adat dan budaya Minangkabau. Namun program itu belum bisa terlaksana karena tidak adanya dukungan pembiayaan. Insya Allah kedepan LKAAM Sumbar mendapatkan bantuan APBD lagi sehingga banyak program bisa berjalan,” kata Jasman Rizal Dt Bandaro Bendang.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Syaifullah, SE.MM mengatakan bahwa Bimtek Peningkatan Kapasitas ini diikuti 70 orang peserta, yang terdiri dari Pengurus LKAAM Sumbar dan Pengurus LKAAM Kabupaten/Kota ditambah staf Dinas Kebudayaan Sumbar.

Nara sumber dalam Bimtek Peningkatan Kapasitas LKAAM ini adalah Gubernur Sumbar Mahyeldi, Ketum LKAAM Sumbar Dr Fauzi Bahar Dt Nan Sati, Prof Kurnia Warman, Buya Masoed Abidin dan pakar hukum Charles Simabura.

Setelah Bimtek Lembaga Adat ini selama tiga hari, 23-25 Juni, akan dilanjutkan dengan program studi tiru ke Provinsi Bali pada awal Juli 2023 mendatang. (aspsb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *