SUMBAR, RELASI PUBLIK — Di tengah derasnya arus Sungai Batang Pasaman, seorang perempuan berusia 46 tahun berjalan menentang logika rasa takut. Baju seragam medisnya basah kuyup, langkahnya tertatih menapaki bebatuan licin. Tapi tekadnya tidak goyah. Ia adalah Dona Lubis, seorang bidan dari Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Rekaman perjuangan Dona saat menyeberangi sungai demi mengobati pasien penderita tuberkulosis (TBC) di Kejorongan Sinuangon viral di media sosial usai diunggah akun Instagram @info.minang. Dalam video itu, Dona terlihat melawan arus sungai yang deras, tanpa alat pengaman, hanya berbekal semangat pengabdian yang tak kenal lelah.
“Saya terpaksa turun ke badan sungai. Bajunya basah, keringnya di jalan,” ujar Dona, tenang namun tegar.
Sejak jembatan penghubung ke kampung itu terputus akibat diterjang banjir pada Jumat (1/8/2025), akses menuju ratusan rumah warga terputus. Namun bagi Dona, tak ada pilihan untuk mundur. Di ujung perjalanan itu ada seorang pasien yang menanti — dan setiap detik bisa jadi penentu hidup atau mati.
Banjir Dukungan dan Harapan
Aksi heroik Dona menyentuh hati ribuan warganet. Banyak yang menuliskan doa dan dukungan di kolom komentar, berharap pengabdian tulusnya mendapat perhatian dan penghargaan dari pemerintah.
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Rusemy, turut mengomentari langsung unggahan video tersebut.
“Saya salut dengan perjuangan Ibu Bidan… Kita butuh banyak orang seperti ibu yang bekerja dan mengabdi sepenuh hati,” tulis Vasko, sembari meminta kontak pribadi Dona untuk dihubungi lebih lanjut.
Di Balik Medan Berat, Ada Jiwa yang Tak Pernah Menyerah
Kejorongan Sinuangon dan Kejorongan Batang Kundur termasuk wilayah pedalaman dan terluar di Kecamatan Dua Koto. Akses jalan terbatas, sinyal telekomunikasi tak stabil, dan kini jembatan pun hilang disapu banjir. Sekitar 150 kepala keluarga terisolasi. Harga kebutuhan pokok melonjak hingga 150 persen, dan tarif ojek naik drastis dari Rp100 ribu menjadi Rp250 ribu per orang.
Meski kondisi berat, Dona menolak menyerah. “Pengabdian tenaga kesehatan itu harus sampai ke rumah pasien. Tugas kami menyelamatkan nyawa,” ucapnya mantap.
Lebih dari Sekadar Viral
Bagi masyarakat Pasaman dan warganet Indonesia, video Dona bukan sekadar konten viral. Ini adalah potret nyata tantangan pelayanan kesehatan di pelosok negeri, sekaligus pengingat bahwa di balik kemajuan kota besar, masih ada daerah yang berjuang untuk bisa sekadar terhubung dengan tenaga medis.
Pemerintah Nagari Cubadak Barat bersama Pemkab Pasaman saat ini sedang mengupayakan pembangunan jembatan darurat. Namun hingga itu terwujud, medan berat masih harus dilalui — dan Dona, seperti biasa, akan terus melangkah.
“Terima kasih atas semua dukungan. Semoga ini bisa jadi perhatian bersama agar pelayanan kesehatan di daerah terpencil makin baik,” kata Dona dengan haru. **














