Padang – Masjid yang tetap ingin melaksanakan salat karena desakan dari jamaah dengan berbagai alasan harus meminta izin terlebih dahulu kepada dinas kesehatan. Pemberian izin bagi jamaah yang bersikeras melaksanakan salat berjamaah harus melalui beberapa prosedur seperti tidak adanya kasus positif di daerah tersebut.
Hal itu ditanggapi Wakil Ketua DPRD Kota Padang Arnedi Yarmen usai kegiatan greetings idul fitri pimpinan dewan, (15/5/2020).
Selain itu, jelas Arnedi, semua jamaah masjid harus siap untuk dilakukan swab test. Jika dinyatakan negatif, baru akan diberikan izin oleh dinas kesehatan yang bersifat sementara. Artinya, jika di kemudian hari ditemukan kasus positif di daerah tersebut maka izin dicabut.
Terkait kesalahpahaman masyarakat mengenai informasi yang beredar, Sekretaris MUI Kota Padang, Mulyadi Muslim, mengatakan pemberian izin kepada jamaah Masjid untuk melaksanakan salat Jumat dan Taraweh tidak semata-mata diberikan tanpa alasan.
Pemberian izin tersebut harus dipertimbangkan beberapa aspek keamanan.
“Pelaksanaan izin tersebut mengacu kepada maklumat MUI poin kelima, enam dan tujuh, yaitu tanggung jawab pengurus masjid dalam penyediaan protap kesehatan, seperti cuci tangan, cek suhu tubuh, pakai masker. Pengurus masjid harus membuat masjid seperti pelatihan, yaitu harus mengenali semua jamaah masjid,” katanya.
Pengurus masjid harus membuat SOP dalam rangka memastikan bahwa jamaah memenuhi standar protokoler kesehatan, tanda pengenal jamaah dan bahkan harus ada yang berjaga di depan pintu masjid, yang bertugas untuk mengecek suhu tubuh jamaah yang akan masuk masjid, memastikan jamaah pakai masker, betul-betul jamaah tetap masjid, bukan pendatang dari luar daerah tersebut.
“Kalau semua protoker kesehatan disanggupi oleh pengurus masjid, maka dalam pelaksanaan khutbah disarankan untuk dipendekan pembacaannya,”tutupnya.
