PADANG, RELASI PUBLIK – Tim Pemenangan Daerah (TPD) Anies-Muhaimin (AMIN) Sumatera Barat (Sumbar) Rahmat Saleh, menanggapi pernyataan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Andre Rosiade, yang menyebut calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan sebagai sosok tak beretika dan rela melakukan kebohongan publik demi mencapai ambisi politik.
Rahmat menilai pernyataan Andre Rosiade tidak benar. Ia bahkan menyebut Anies Baswedan justru sangat beretika karena menyampaikan pertanyaannya kepada Prabowo Subianto di forum terbuka, yaitu debat capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Anies menyampaikan pertanyaannya di forum yang resmi, yaitu debat capres. Itu forum yang sangat etis untuk menyampaikan gagasan dan pendapat,” kata Rahmat Saleh di Padang, Selasa (9/1/2024).
Rahmat juga mempertanyakan data yang digunakan Prabowo Subianto untuk membantah tuduhan Anies Baswedan. Ia menilai Prabowo seharusnya menyampaikan data pembandingnya langsung di debat capres.
“Data yang digunakan Pak Anies tentu itu data yang valid dan yang benar. Kalau misalnya Pak Prabowo itu menganggap tidak benar, kan bisa diklarifikasi langsung pada waktu itu. Bukan malah menyalahkan data orang lain, sementara data pembanding tidak ada,” kata Rahmat.
Sebelumnya, Andre Rosiade menyebut Anies Baswedan tak beretika karena menyerang pribadi Prabowo Subianto, tokoh yang menjadi penyokong utama pemenangan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017.
Andre Rosiade juga menyebut Anies Baswedan rela melakukan kebohongan publik demi meraih kekuasaan. Kebohongan pertama, menurut Andre adalah saat Anies Baswedan menyinggung kasus kematian remaja 15 tahun bernama Harun Al Rasyid, yang disebutnya tidak ada kejelasan sampai saat ini. Harun yang disebut Anies sebagai pendukung Prabowo, merupakan korban tewas dalam kerusuhan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, 22 Mei 2019 lalu.
Lebih lanjut, Andre mengatakan, Anies juga berbohong terkait belanja alutsista bekas Rp 700 triliun yang disampaikan dalam debat capres. Andre memaparkan, berdasarkan data Kementerian Keuangan, anggaran Kemenhan pada periode 2020-2024 mencapai Rp 692,92 triliun. Dari anggaran tersebut, tidak hanya dialokasikan untuk membeli alutsista, namun digunakan juga untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM.
“Mas Anies juga menyebut tidak ada yang rahasia dalam pertahanan. Ini berbahaya, seolah mau menggadaikan keselamatan dan kedaulatan Indonesia,” kata Andre.