Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMAPARIWISATA

Syaiful Ardi: Lomba ‘Mangaik Mungkui’ Harus Dilestarikan

334
×

Syaiful Ardi: Lomba ‘Mangaik Mungkui’ Harus Dilestarikan

Sebarkan artikel ini
Salah Seorang Masyarakat Sedang Mangaik Mungkui
Salah Seorang Masyarakat Sedang Mangaik Mungkui

Relasipublik.com Painan – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatra Barat Syaful Ardi meminta lomba ‘mangaik mungkui’ masuk dalam list iven Festifal Langkisau setiap tahunya. Pasalnya, lomba mengaik mungkui merupakan ciri khas Pesisir Selatan yang mesti dilestarikan.

“Saya berharap kedepanya Pemkab Pessel mamasukan iven mangaik mungkui ini sebagai rangkaian dari kegiatan ‘alek tahunan itu”. Mangaik mungkui adalah ciri khas Pessel yang tak boleh ditinggalkan, ” kata Syaiful kepada relasipublik.com saat dihubungi via telpon, Senin, (17/4).

Anggota Fraksi Hanura DPRD Sumbar itu menjelaskan, Mungkui adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar yang melekat pada batu dan hanya terdapat di Pesisir Selatan terutama banyak terdapat di Nagari Palangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir.

Dulunya, lanjut Syaiful masyarakat Palangai Gadang terus menggelar lomba mangaik mungkui itu setiap tahunya. Namun, seiring berjalan waktu lomba tersebut semakin hilang di telan jaman.

“Seharusnya pemerintah pro aktif melestarikan budaya yang ada di Pessel. Jangan biarkan budaya yang unik tersebut hilang begitu saja, ” tegas anggota DPRD dapil 8 tersebut (Pessel-Mentawai).

Menurutnya, lomba mengaik mungkui merupakan budaya yang dapat menjadi daya tarik dalam peningkatan bidang pariwisata. Lomba unik tersebut akan memancing wisatawan untuk datang ke Negri Sejuta Pesona itu.

“Kelemahan kita hari ini dalam pengembangan wisata adalah kearifan lokal. Banyak budaya yang unik yang menjadi daya tarik wisatawan yang sengaja ditinggalkan, ” katanya lagi.

Terkait Festival Langkisau 2017 ini, Syaiful Ardi mengkritik pawai budaya yang lebih cendrung menampilkan modrenisasi. Seperti mercing band, tari modren dan lainya. Semestinya, festifal budaya mesti menonjolkan kearifan lokal yang ada.

“Saya berharap ini lebih selektif. Pemda harusnya lebih mengutamakan kearifan lokal daripada modrenisasi. Bukan tak boleh namun lebih di utamakan kedaerahan,” pungkas Syaiful Ardi. (fk/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *