Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaBERITA UTAMANASIONALTERBARU

Akademisi dan Tokoh Masyarakat Sumbar Beri Ruang Leonardy Harmainy Untuk Menuntaskan Pengabdiannya

24
×

Akademisi dan Tokoh Masyarakat Sumbar Beri Ruang Leonardy Harmainy Untuk Menuntaskan Pengabdiannya

Sebarkan artikel ini
Acara Kupas Biografi : Pengabdian tak bertepi seorang Leonardy Harmainy, yang digelar oleh Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar), di Hotel Daima Padang, Rabu (10/7/2024). (Foto dok/Rls)

PADANG, RELASI PUBLIK — Akademisi dan tokoh masyarakat Sumbar dari berbagai latar belakang mengimbau masyarakat Sumbar untuk memilih H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, SIP, MH di Pemilihan Suara Ulang (PSU) DPD RI Dapil Sumbar, pada 13 Juli 2024 ini.

Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, Pd yang merupakan Rektor Universitas Eka Sakti (Unes) Padang, memandang Leonardy itu seorang tokoh yang memiliki 4 dimensi, yakni; sebagai pengusaha, aktivis, politisi, dan Ninik Mamak.

“Pak Leonardy itu merupakan pengusaha yang pernah menjabat Ketua Gapensi Sumbar. Sebagai aktivis, ia menjadi pengurus di berbagai organisasi, dan selalu membawa sukses,” ujar Prof Sufyarma Marsidin, di sela-sela acara Kupas Biografi: Pengabdian Tak Bertepi Seorang Leonardy Harmainy, yang digelar oleh Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar), di Hotel Daima Padang, Rabu (10/7/2024).

Prof Sufyarma menegaskan, Leonardy itu merupakan politisi kawakan, dimana pernah menjadi Anggota MPR RI pada tahun 1999, kemudian Ketua dan Wakil Ketua DPRD Sumbar, di saat ia menjabat Ketua Golkar Sumbar. Sekarang menjadi Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD RI.

Ditambahkan Prof Sufyarma, bahwa Leonardy itu merupakan sosok yang mengerti adat, karena seorang ninik mamak dengan gelar Dt Bandaro Basa dari Koto Gadang Kabupaten Agam. “Semua itu membuktikan, Leonardy memiliki keseriusan dan komitmen yang kuat dalam setiap pekerjaannya, maupun organisasi yang digelutinya. Dan masyarakat Sumbar layak memberikan ruang bagi Leonardy untuk tetap berkiprah di kancah nasional,” ungkap Ketua PD Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Sumbar ini.

Saidal Masfiyuddin, SH, politisi senior Partai Golkar Sumbar, menyebutkan Leonardy itu ikut sebagai peletak dasar-dasar pembangunan Sumbar, yang tertuang dalam RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah).

“Di masa Pak Leonardy menjadi pimpinan DPRD Sumbar, beberapa infrastruktur strategis mulai dibangun, seperti embarkasi haji, jalan Malalak, jalan Padang-Solok, Masjid Raya Sumbar, bendungan dan lainnya,” ujar Saidal, yang pernah 4 periode di DPRD Sumbar, dan 2 periode di DPRD Pesisir Selatan.

Drs. Tarma Sartima, MSi, PhD, Dekan Fisipol Unes mengungkapkan bahwa, Kuliah Sabtu Minggu yang ada di Universitas Ekasakti (Unes) merupakan ide Leonardy.

Kemudian juga perubahan dan penyempurnaan gelar sarjana yang ada di Unes. Misalnya S.Sos berganti dengan sarjana ilmu pemerintahan (S.IP) dan sarjana administrasi pemerintahan (S.AP).

“Itu beberapa gagasan yang diwujudkan Leonardy sebagai salah seorang alumni Unes. Sekarang kuliah Sabtu-Minggu itu kita majukan menjadi Kuliah Jumat-Sabtu, yang digunakan oleh mahasiswa untuk percepatan perkuliahannya,” tutur Tarma.

Syarifuddin Arifin, seorang Penyair Senior, mengungkapkan bahwa Leonardy sosok yang peduli pada seniman. Hal itu ditandai ketika mencuatnya masalah alih fungsi pembangunan Zona C Gedung Kebudayaan Sumbar, Leonardy lah yang mau mendengar aspirasi seniman.

“Pak Leonardy bertemu dengan puluhan seniman untuk mendengar aspirasi mengenai permasalahan pembangunan Taman Budaya Sumbar,” kata Syarifuddin.

Saat itu, kata penyair kaliber ASEAN ini, Leonardy mengatakan lucu kalau Sumbar tidak mempunyai Taman Budaya. Leonardy dinisbahkannya sebagai pendekar seni dan budaya (kebudayaan) Minangkabau.

Sementara itu, Drs. Firdaus Ilyas, MM mengungkapkan bahwa Leonardy itu selalu total di dalam mengurus organisasi dimana ia menjadi pengurus. Begitu juga di bidang olahraga, khususnya karate.

“Bang Leo (panggilan akrab, red) banyak jasanya untuk pengembangan olahraga karate di Sumbar,” ujar Firdaus, yang merupakan karateka Dan VII, dan saat ini menjabat Wakil Ketua Umum PB (Pengurus Besar) Lemkari.

Untuk menggenjot prestasi karateka Sumbar di Pekan Olahraga Nasional (PON), sebut Firdaus, Leonardy tak segan-segan mendatangkan pelatih dari luar negeri seperti Harry Palagan dari Malaysia, maupun pelatih nasional seperti Saleh Al Habsyi yang juga juara dunia. Bahkan Saleh diminta Leonardy untuk berdiri di pinggir lapangan, sementara Leonardy memperkuat dengan doa dari deretan bangku penonton. Hasilnya, atlet karate Sumbar meraih medali emas pertama bagi Sumbar sepanjang sejarah mengikuti PON.

Dan hasilnya, berbagai prestasi diraih karateka Sumbar, baik di arena PON, maupun di kejuaraan-kejuaraan internasional dengan membawa nama negara. Baru-baru ini pun, atlet Lemkari di bawah kepemimpinan Leonardy menyumbangkan medali emas dan perak di kejuaraan ASEAN. Selanjutnya akan memperkuat atlet karate Indonesia yang akan bertanding di kancah Asia.

Nisfan Jumadil, SH, Wakil Ketua 1 Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Sumbar menyampaikan bahwa sosok Leonardy itu panutan bagi pengurus dan kader Pemuda Pancasila Sumbar, karena ketegasan dan disiplin yang diterapkan pada organisasi.

“Bang Leo itu pernah menjabat Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumbar selama 3 periode. Dan di saat kepemimpinan Bang Leo itulah, Pemuda Pancasila tertib dan lebih santun hingga berkembang pesat di Sumbar, termasuk MPC-MPC di kabupaten/kota,” terang pengacara (lawyer), yang merupakan mantan Ketua KNPI Padang ini.

Dan pada Pemilu/PSU ini, ungkap Nisfan, Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila mengeluarkan surat resmi, dengan menginstruksikan kepada MPW Sumbar untuk menyukseskan Leonardy kembali menjadi Anggota DPD RI.

Penulis handal buku bermutu, Fajar Rusvan menyebutkan Leonardy punya ciri-ciri sebagai orang besar. Dia dibesarkan oleh mertuanya Bupati Padang Pariaman yang legendaris (Kol. H. Anas Malik). Dia mampu membuat dirinya besar dan mau membuat orang-orang sekelilingnya menjadi besar pula.

“Saya mengenalnya sebagai pribadi yang baik dan unik. Uniknya lagi orang mengupas biografi biasanya setelah bukunya terbit. Namun bagi Leonardy, Kapas mengupasnya sebelum buku itu diterbitkan,” ujarnya sambil tersenyum. (Rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *