Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHNASIONALPERISTIWATERBARU

Jadikan IKM Randang Pilot Project, Kemenko Perekonomian dan BPOM Kunjungi Payakumbuh

150
×

Jadikan IKM Randang Pilot Project, Kemenko Perekonomian dan BPOM Kunjungi Payakumbuh

Sebarkan artikel ini

PAYAKUMBUH, RELASIPUBLIK – Dalam rangka mengembangkan Industri Kecil Menengah (IKM) Randang, tim dari Kemenko Perekonomian dan BPOM kunjungi Kota Payakumbuh. Pertemuan Pemko Payakumbuh dengan tim dari pemerintah pusat itu digelar di Balai Kota Payakumbuh, Selasa (20/2).

“Kedatangan kami ke sini sebagai koordinasi awal untuk pengembangan IKM Randang. Kami mengapresiasi komitmen Pemko Payakumbuh dalam mengembangkan IKM randang,” ujar Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Badan POM RI, Dewi Prawitasari didampingi Asisten Deputi Kemenko Perekonomian, Rustandi hadir bersama rombongan.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Asisten I Yoherman, Staf Ahli Wali Kota Ruslayetti, Kadisnaker Wal Asri, Kadisparpora Elfriza Zaharman, Kadishub Adrian, Kadis Pertanian Depi Sastra, Kadiskominfo Jhon Kennedi, dan kepala dinas lainnya, Dalam sambutannya, Dewi menyampaikan dirinya bersama Asdep Kemenko Perekonomian ditugaskan pemerintah pusat untuk mengetahui kondisi dan permasalahan IK randang di Payakumbuh.

“IKM randang Payakumbuh diharapkan bisa menjadi pilot project pengembangan IKM di Indonesia. Makanya kami berharap informasi dari kebaikan,  kekurangan, dan kebutuhan apa yang bisa disumbangkan untuk IKM Randang di Payakumbuh,” tuturnya.

Selain itu, kedatangan BPOM dan Kemenko Perekonomian juga dalam rangka persiapan rencana kunjungan Presiden RI ke Kota Payakumbuh pada Maret mendatang. Presiden direncanakan akan meresmikan Gedung Sentra Randang Payakumbuh. “Kami diminta melakukan intervensi cepat terhadap sentra atau kampung randang. Kami datang memetakan,  jumlah berapa,  apa kiprah pemda,  apa kendala pada pelaku usaha,” ujar Dewi.

Dijelaskan, untuk membawa rendang go international diperlukan upaya serius mengingat rendang merupakan produk spesifik Dan memerlukan izin edar Badan POM. Kenapa, karena rendang produk beresiko tinggi. Rendang berasal dari daging hewani. Kalau cara penyimpanan dan cara produksinya tidak bagus maka tidak akan awet.

Kedepan, rendang diharapkan bisa dinikmati oleh masyarakat di indonesia secara luas bahkan masyarakat dunia. Akan tetapi yang perlu diperhatikan, mungkin produk rendangnya enak, tapi apakah sudah memenuhi standar produksi international. Sebab, ada juga produk yang enak rasanya, tetapi ketika dilihat sarana produksinya, konsumen jadi mundur.

“Pihak kementerian ingin Menaikkan Daya saing produk randang ini agar bisa bersaing dengan produk lain, Maksudnya kami kesini bukan mencari kesalaahan, Tapi membantu Pemko Payakumbuh dalam membina umkm randang agar lebih maju,” ujar Dewi.

Sementara Walikota dalam presentasinya mengungkapkan bahwa Disamping memiliki sentra rendang yang rencananya akan diresmikan Presiden, Kota Payakumbuh selama ini telah memiliki kampung rendang yang terletak Kelurahan Sungai Durian Kecamatan Lamposi Tigo Nagori.

“Sejauh ini kita memiliki 43 usaha rendang yang tersebar di Lima Kecamatan yang ada. Paling banyak terletak di Latina dengan angka 40,5 persen, Payakumbuh Barat 27 persen Dan Utara, 16 persen,” ujar Walikota.

Dikatakan Walikota saat ini melalui sentra rendang pihaknya ingin menjaga standar kualitas produksi yang sesuai dengan kebutuhan Pasar lokal bahkan pasar international.

” yang paling utama Adalah menjaga standar kualitas produksi. Karena kalau tidak bisa Dikatakan maka kita akan kesulitan menjual rendnag sampainkeluar negeri,” ujar Walikota.

Disebutkan, saat ini kendala Payakumbuh adalah modal yang masih kecil sehingga belum bisa memlroduksi dalam. Kapasitas besar Dan memenuhi permintaan secara global.

Rencananya Kendala itu disikapi dengan mengubah metode ekspor dengan mengekspor bahan Baku setengah jadi Tanpa daging.

“Kita produksi bumbu setengah jadi saja, Tanpa daging, kita ajarkan cara mengolahnya disana dan nanti dalam proses memasaknya tinggal memasukkan daging, dalam. Setengah jam, rendangnya jadi,” pungkas Walikota.

Sementara itu , Kadisnakerperin Wal Asri mempresentasikan potensi IKM Randang di Kota Payakumbuh. Di Payakumbuh sudah ada 43 unit usaha randang yang berproduksi mencapai 1147 kilogram per hari.

“Dalam sehari total penjualan produk randang dari Kota Payakumbuh lebih dari Rp 100 juta. Rata-rata per IKM 3 juta per hari dan yang paling banyak 10 juta per hari. Jumlah ini tentu masih akan ada peningkatan dengan dijadikannya Payakumbuh sebagai Kota Randang,” tuturnya.

Untuk menunjang IKM Randang, Pemko sudah membangun Gedung Sentra Rendang pada lahan seluas 6500 m2 di Padang Kaduduak. Adapun tujuan dibangunnya gedung tersebut antara lain, memberikan pelayanan dan solusi terhadap permasalahan IKM Randang.

“Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi randang yang berstandarisasi sehingga daya saing produk Randang juga semakin meningkat,” ucap Wal Asri.

Sementara itu, Kadiskominfo Jhon Kennedi meminta agar Kemenko Perekonomian sebagai pemerintah pusat mencarikan solusi atas kondisi berbayarnya bagasi pesawat terbang. “Ini cukup berpengaruh terhadap perekonomian khususnya IKM, karena biasanya pengunjung bisa memborong produk lebih banyak, dengan kondisi tersebut tentu berpikir untuk mengurangi belanjaannya,” tuturnya.

Pasca bertemu dalam ruangan, Walikota mengajak Rombongan Badan POM mengunjungi kampung rendang dan sentra rendang Kota Payakumbuh. Di sana Rombongan Melihat langsung kondisi pelaku usaha rendang dan melihat saran produksi Mereka serta berdialog dengan pelaku usaha tersebut. (Armen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *