PADANG, RELASIPUBLIK – Sebanyak 100 orang dari 19 Kabupaten / Kota di Sumatera Barat mengikuti Pelatihan Pengelolaan Usaha Bagi UKM di Objek Wisata , pelatihan yang di adakan oleh Dinas Pariwisata Sumbar sejak 18-20 September 2018 di Hotel Daima Padang.
Sementara dalam kegiatan ini Anggota DPRD Sumbar daerah pilihan (Dapil) Padang Pariaman Komi Chaniago, yang juga sebagai narasumber dan sekaligus menutup kegiatan yang sudah berlangsung selama 3 hari tersebut , sebelum menutup kegiatan itu , Ia mendorong pelaku usaha pariwisata untuk terus memberikan pelayanan optimal kepada wisatawan.” ujarnya Komi
“Dimana pengetahuan yang masih kurang. Makanya pelaku UKM disekitar lokasi wisata butuh diedukasi,” katanya.
Dan tidak itu juga ia berharap pada semua peserta, hasil pelatihan nantinya dapat diterapkan pada usaha yang dirintis dalam sektor parawisata, dana aspirasi yang dialokasikan merupakan milik negara. Oleh karena itu, setiap ilmu yang didapat pada pelatihan ini harus disebarkan luaskan, karena tidak semua pelaku usaha yang mendapatkan ilmu untuk pengembangan usaha sektor parawisata.
Lebih lanjut dia mengatakan, dunia parawisata harus berorientasi kepada pelayanan prima, penerapan hal tersebut akan lebih memajukan parawisata, jika dunia parawisata maju maka banyak manfaat untuk daerah. Tidak hanya permasalahan pelayanan prima, tarif makanan yang tidak berbandrol juga menjadi sorotan, seharusnya pemerintah harus hadir dalam hal pengawasan.” katanya.
“Untuk jangka panjang agar tidak ada lagi tarif yang tidak berbandrol di daerah parawisata, perlu diatur dengan Peraturan Daerah (Perda), “katanya.
Disisi lain Kepala Dinas Pariwasata Sumbar Oni Yulfian pada pembukan pelatihan tersebut, Ia mengatakan berbica wisata, tak sekedar soal objek. Namun masyarakat sekitar objek. Termasuk didalamnya pelaku UKM di sekitar objek.
Dimana ia katakan upaya pengembangan pelaku UKM memang butuh dilakukan. Salah satunya dengan memberikan pelatihan bagi pelaku usaha. Dia mencontohkan untuk pelaku usaha bidang kuliner. Bukan hanya rasa saja perlu dipertimbangkan. Namun bungkusan makanan tersebut mesti menarik dan memenuhi standar.
“Jangan sampai makanan enak tapi bungkusannya tak menarik. Sehingga tak diminati dan berdampak pada penjualan. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan bisa termotivasi,” katanya
Dalam kegiatan tersebut dihadiri pemateri berbagai disiplin ilmu. Mulai dari pakar ekonomi, perdagangan, pelaku wisata, dan lainnya. (Dewi)