Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BERITA UTAMADAERAHNASIONALTERBARU

Konferensi Wakaf Internasional 2025 Resmi Dibuka, Ribuan Peserta Padati Kota Padang

78
×

Konferensi Wakaf Internasional 2025 Resmi Dibuka, Ribuan Peserta Padati Kota Padang

Sebarkan artikel ini
Wakil Presiden RI ke-13 Ma’ruf Amin, menyoroti masih lemahnya tata kelola wakaf nasional meski potensinya sangat besar. Padahal potensinya sangat besar di Indonesia.. (Dok, Adpsb)

SUMBAR, RELASI PUBLIK – Pembukaan Konferensi Wakaf Internasional 2025 yang dipusatkan di Hotel Truntum, Kota Padang, berlangsung meriah dengan kehadiran ribuan peserta dari dalam dan luar negeri. Forum berskala global ini menjadi ajang konsolidasi untuk memperkuat ekosistem wakaf produktif di Indonesia.

Puluhan tokoh nasional dan internasional hadir, di antaranya Wakil Presiden RI ke-13 Ma’ruf Amin, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Muhammad Ad-Duwaini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, serta delegasi lembaga wakaf dari Mesir, Maroko, Arab Saudi, Kuwait, Malaysia, dan Suriah.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, secara resmi membuka acara dan menegaskan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki tradisi panjang dalam praktik wakaf, terutama untuk penguatan surau dan pendidikan. Menurutnya, wakaf merupakan instrumen penting dalam memajukan sektor pendidikan, kesehatan, UMKM, dan ketahanan sosial apabila dikelola secara produktif.

“Kehadiran para tokoh nasional dan internasional adalah kehormatan bagi Sumbar. Ini menunjukkan bahwa isu wakaf menjadi perhatian global. Semoga konferensi ini melahirkan gagasan baru untuk memperkuat wakaf produktif,” ujar Mahyeldi dalam sambutannya, Sabtu (15/11/2025).

Wakil Presiden RI ke-13, Ma’ruf Amin, dalam kesempatan itu menyoroti masih lemahnya tata kelola wakaf nasional, meski Indonesia memiliki potensi wakaf mencapai Rp180 triliun per tahun.

“Potensi wakaf Indonesia itu sekitar Rp180 triliun per tahun, namun belum tergarap optimal,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa Indonesia seharusnya mampu menjadi pusat peradaban wakaf modern, mengingat mayoritas penduduknya beragama Islam.

“Wakaf tidak hanya soal pahala, tetapi harus melahirkan kemaslahatan nyata. Bila dikelola profesional, wakaf dapat menjadi solusi berbagai persoalan sosial, termasuk kemiskinan,” tuturnya.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menambahkan bahwa keberhasilan wakaf tidak diukur dari besarnya aset, tetapi dari manfaat berkelanjutan yang dirasakan masyarakat.

“Keberhasilan wakaf bukan soal megahnya bangunan, tetapi manfaat yang dinikmati generasi mendatang,” katanya.

Ia menyampaikan bahwa saat ini terdapat 278 ribu bidang tanah wakaf yang sudah tercatat di BPN. Selain itu, Kementerian Agama sedang menyiapkan regulasi baru untuk memperkuat ekosistem wakaf uang di Indonesia.

Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, turut menegaskan bahwa wakaf memiliki potensi besar menjadi instrumen penting bagi pembangunan nasional.

“Jika dikelola profesional, wakaf bisa menjadi modal pembangunan, dari pendidikan hingga UMKM,” ujarnya.

Ia menilai Sumatera Barat memiliki modal kuat untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan wakaf modern, mengingat budaya dan religiusitas masyarakatnya.

Konferensi Wakaf Internasional ini digelar selama dua hari, membahas empat isu strategis: wakaf untuk pembangunan berkelanjutan, wakaf sebagai instrumen ekonomi dan investasi, wakaf dan pendidikan, serta wakaf untuk kesejahteraan sosial. Sejumlah agenda pendukung juga diselenggarakan, seperti pelatihan nadzir bersertifikat, pameran produk wakaf, investment gathering, serta Silaturahmi Nasional Ulama dan Pengasuh Pesantren.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Sumatera Barat dan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, serta didukung oleh BPKH, Bank Nagari Syariah, Paragon Corp, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan Pondok Modern Darussalam Gontor. (adpsb/ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *