Kangean — Aktivis LSM Kondang, Muhles Fajar, menilai segelintir kelompok penolak migas di Kangean terlalu mendramatisir keadaan dan berlebihan dalam menggambarkan dampak eksplorasi migas.
“Mereka bersandiwara di perahu sambil menangis dan minta Presiden menghentikan kegiatan migas. Itu perbuatan cengeng dan memalukan,” tegas Muhledis Fajar.
Ia juga menyoroti aksi bernada puitis di media sosial seperti TikTok, yang menurutnya hanya menggugah emosi tanpa dasar dan tidak memberi solusi bagi kemajuan daerah.
“Bikin narasi seolah menyentuh, tapi faktanya mereka ini hanya pandai merangkai kata. Setiap ada upaya kemajuan dihadirkan ke Kangean — ditolak. Dulu aspal Buton juga ditolak. Lalu, kapan majunya Kangean kalau semua ditolak?” ujarnya geram.
Lebih lanjut, Muhles mengimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh drama atau narasi manipulatif yang tidak berpihak pada kemajuan pulau.
“Okelah saudaraku, berhentilah berdrama dan memelintir fakta. Mari berpikir realistis dan mendukung langkah-langkah yang membawa kemajuan untuk Kangean,” pungkasnya.
(@Noung daeng )














